Selamat senang, agan kaskus sekalian. Dibawah ini surat terbuka yang ane buat sendiri buat siapapun yang mau baca. Tanpa ada menyinggung, menyakiti atau melawan pihak manapun. Ane cuma mencoba menulis isi hati dengan sejujur-jujurnya. Mohon maaf bila kurang berkenan. Terima kasih.
Spoiler for Surat Terbuka:
Saya, atas nama pribadi Ibnu Faisal, bukan pembela, pendukung ataupun tim sukses dari salah satu capres. Saya pun bukan cendekiawan yang punya pemikiran tajam lagi matang untuk bisa menilai dan menilik keadaan politik yang terjadi di Indonesia saat ini. Saya hanya ingin bercerita, cerita dengan sopan tanpa bermaksud melawan siapapun, cerita tentang betapa berubahnya teman, keluarga dan orang orang yang saya kenal sejak lama hanya karena empat orang yang dengan gagah dan pintarnya ingin menjadi pemimpin negara ini.
Kegelisahan bermula dari naiknya dua pasang calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu silam. Saya masih apatis, merasa tidak akan ada banyak perubahan yang terjadi dengan terpilihnya siapapun presiden baru kelak. Namun saya salah, bahkan sebelum terpilih pun perubahan sudah sangat terasa.
Saya bukan pemerhati, saya juga tidak selalu mencatat momen yang terjadi diantara capres, apalagi kalimat pembicaraan mereka setiap debat. Ada satu hal yang menjadi pikiran saya sampai saat ini, Bhineka Tunggal Ika. Meski berbeda, namun tetap satu juga. Itu artinya jika mungkin kalian lupa. Karena terlihat kalian sudah sangat lupa, walaupun kalian begitu sering mengucapkannya.
Ribuan pulau, suku, dan budaya. Beraneka ragam agama, kepercayaan dan juga pandangan. Hal yang sudah kita bawa sejak lahir, hal yang selalu kita ucapkan dan jaga di dalam hati semestinya tidak menjadi dinding halangan untuk bisa menyebut satu sama lain sebagai saudara. Itulah Indonesia. Kita bersaudara.
Namun sayang sungguh amat disayangkan. Pesta demokrasi yang seyogyanya menuntun masyararakat kita untuk jadi lebih baik, berbanding terbalik, kita jadi semakin brutal dan anarkis. Bukan melalui kekerasan fisik, tapi dari ketikan jemari dalam menciptakan isu yang sangat sensitif dimata masyarakat Indonesia. Suku bangsa? Agama? Ras? Sebut saja yang kalian mau, lihat di sosial media juga media lainnya dan kalian akan percaya bahwa itu memang nyata.
Beberapa teman saya sangat giat menyerukan visi misi capres yang Ia bela. Tidak sungkan ia pun menyebarkan banyak berita negatif dari capres lawan. Bisa saja ia benar, tapi bagaimana bila ia salah? Di keluarga, saya pun menjadi anak paling diam karena keluarga saya yang fanatik dengan salah satu capres. Saya sungkan untuk berkata, daripada harus dianggap durhaka hanya karena berbeda suara, saya lebih baik senyap dimakan duka.
Tim sukses dan pendukung dari setiap capres sering kali meneriakan isu anti SARA, apalagi yang berbau agama. Mediapun pelak menerbitkan hal yang sama. Bila dahulu rakyat pribumi menyembah gunung dan pohon tua disebut kafir, ironi, kini yang menyebut orang lain kafir pun menuhankan capresnya sendiri.
Lantas bagaimana kita bisa bersatu, menjadi Indonesia Raya yang makmur dan jaya bila Bhineka Tunggal Ika kita pun mati tak bernyawa hanya karena perbedaan capres yang kita puja? Pikirkan baik-baik, lakukan dengan hati nurani, pilih yang memang menurut kalian pantas untuk dipilih.
Silakan jika ingin membalas surat saya, beri masukan karena mungkin saya yang sudah menyimpang dengan tidak terlalu paham cara menjadi warga Negara teladan untuk Indonesia.
Salam Ibu Jari. Kita kini sudah tidak Indonesia lagi.
Diubah oleh jambronggg 02-07-2014 18:10
0
3K
Kutip
46
Balasan
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!