Dukungan pengumpulan KTP untuk pasangan Cagub/Cawagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Heru Budi Hartono terus mengalami penurunan.

Juru Bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas mengakui, pengumpulan data KTP bagi pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Heru Budi Hartono untuk ikut Pilkada DKI Jakarta melalui jalur independen, mengalami penurunan.

“Penurunannya itu dari 7.000-an menjadi sekarang 5.000 (data KTP yang terkumpul perharinya). Ini masih lebih baik. Kalau yang pertama kan kami (pernah) sampai 3.000-an (data KTP per hari), sekarang tetap di 5.000,” kata Amalia seperti dikutip kompas (24/05).

Menyikapi penurunan dukungan untuk Ahok, aktivis politik Umar Syadat Hasibuan di akun Twitter ‏@Umar_Hasibuan menulis: “Yang dukung Ahok orang yang hatinya mirip Ahok suka marah, maki2 org.”

Umar Syadat juga menyoal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang belum menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus korupsi.
“Baru KPK periode ini bela gubernur dengan bilang: Ahok belum ada niat jahat. Sinti**. Coba kalau gubernur lain langsung deh jadi tersangka. Ini Ahok dinilai KPK blm punya niat jahat,” tulis @Umar_Hasibuan.

Sebelumnya, di majalah Tempo edisi 23-29 Mei 2016, Ketua KPK Agus Rahardjo membenarkan kabar adanya temuan satu lembar catatan keuangan 13 proyek PT Muara Wisesa Samudera terkait dengan biaya pekerjaan kontribusi tambahan proyek reklamasi pantai Jakarta Utara. Anak usaha Agung Podomoro itu merupakan pemegang izin reklamasi Pulau G seluas 161 hektare atau dikenal sebagai Pluit City.

Terkait tulisan Tempo, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata juga tidak menyangkal. “Saya percaya Tempo akurat,” kata Marwata

http://www.pos-metro.com/2016/05/uma...hok-orang.html