bombalolAvatar border
TS
bombalol
Made In JEPANG VS CHINA AND KOREA
Assalaamu 'alaikum,

Buatan Jepang vs buatan Korea vs buatan Cina, manakah yang anda pilih.
Berikut ini adalah kisah (maybe subyektif) dan gambaran kondisi produk
negara tersebut. Manakah yang anda pilih ketika anda membutuhkannya?

Handycam saya merk-nya Samsung, baru setahun, gambarnya blurr.
Saya betulin di Samsung Jakarta, katanya CCD-nya rusak, dan harus
diganti, dengan biaya 500 ribu perak. Ya sudah, saya bayarin, dan awalnya oke.
Namun beberapa bulan kemudian, sekalipun saran pemeliharaan telah saya turuti,
kini mulai gambarnya mulai blurr lagi. Benar-benar menjengkelkan.

Wahh, kapok juga beli merk Kroya tuk barang-barang high class.
Handycam memang harus bermerk Sony, dan itu tiada duanya.
Barang Kroya memang murah, dan meskipun harganya sama dengan
buatan Jepang, desain-nya lebih cantik, dan function-nya lebih banyak.
Tapi sayang, realibility dan durability-nya meragukan.

Pernah saya bicara dengan engineer dari perusahaan elektronik Korea
tentang kualitas barang Kroya. Kata beliau, kalau nilai kelulusan 6, buat
apa sih pakai barang yang nilainya 9? Pakai saja yang nilainya 6,5 atau 7.
Toh sama-sama masuk wilayah lulus kan? Lagipula harganya lebih murah,
dan itu mendatangkan profit, yang menjadi tujuan akhir suatu usaha.
Dan lagi, model dan tekonologi cepat berkembang, serta kultur orang Asia
terutama, bersifat cepat bosenan. Buat apa beli barang mahal, kalau
tahun depan udah gak up to date. Lebih baik beli yang harganya miring,
terus kalau keluar baru, ganti aja dengan model yang baru

Logis juga filosofinya. Namun rasanya hal itu lebih tepat untuk barang
yang nilainya gak terlalu besar. Kalau barang yang mahal, ataupun
kita menginginkan kualitas hasilnya, bukankah ada baiknya pilih yang
mahal sekalian? Selain puas dengan hasilnya, kalau harga dibagi dengan
lama hari keawetannya, boleh jadi nilai per hariannya, justru akan lebih
murah barang Jepang yang sekalipun harga saat kita beli lebih mahal.

Tapi, realitanya kini, perusahaan elektronik Jepang mulai merana.
Pasarnya mulai merosot drastis. Apalagi kalau bukan karena 2 hal di atas,
yakni model dan teknologi yang cepat berkembang, dan kultur orang Asia.
Ketika ekonomi masih bagus, bolehlah bangsa Jepang tersenyum dengan
membanggakan kualitas produk buatannya yang nomor satu karena
disertai filosofi ingin memuaskan customer. Namun seiring dengan
cepatnya pergantian teknologi, mereka harus mengernyitkan dahi,
seandainya memproduksi barang dengan harga di atas saingannya
dari Kroya dan China, dengan jumlah produksi yang besar. Andaikan
saingannya mengganti model dengan teknologi baru dan harga murah,
dilema lah yang akan keluar. Diproduksi banyak, takut stok menumpuk
di gudang, dan itu berarti loss bagi dirinya sendiri.

Apalagi ketika barang produksi China masuk ke pasaran. Sudah bisa
dipastikan harga produk sejenis akan jatuh. DVD yang 6 tahun lalu,
masih berharga 3 jutaan perak, kini sudah bisa didapat dengan harga
300 ribuan. Rekan saya yang Japanese, bercerita apabila suatu produk
bisa dibuat di China, maka Jepang tidak akan membuatnya di negeri
sendiri. Produksi barang tersebut akan di sub-con kan ke China ataupun
mereka mendirikan pabrik sendiri di China. Yang kini diproduksi di Jepang
hanyalah barang yang high profit serta berteknologi tinggi. Ini karena
selain overhead yang besar di Jepang, juga karena keengganan mereka
untuk dicuri teknologinya.

Kalaupun terpaksa dibuat barang sejenis dengan
yang bisa diproduksi di China, maka mereka akan membuatnya dengan
kualitas jauh lebih baik dan harga mahal. Contoh konkretnya, mereka buat
handuk yang kainnya lebih lembut dan berdaya serat 3x lebih baik dari
buatan China. Silahkan para pembeli memilih, mau beli buatan mereka yang
mahal tapi kualitas tinggi dan memuaskan ataukah mau beli barang buatan
China yang murah meriah.

Satu hal lagi, yang bikin Jepun terpincang-pincang, selain drop-nya kondisi
ekonomi secara global, yang menyebabkan orang enggan membelanjakan
uang untuk barang yang dianggapnya mahal, adalah kultur orang Asia.
Seperti yang telah tertulis di atas, orang Asia memiliki sifat bosenan,
dan cenderung maunya yang murah meriah. Jangan heran kalau di Indonesia
anda akan temui toko 5000 rupiah, di Malaysia kedai 2 ringgit, dan
di Singapura 1 Sing-dollar shop. Perintisnya sangat jeli melihat kecenderungan
dan kultur orang Asia, walau kini toko sejenis mungkin telah menembus sampai
ke Eropa dan Amerika.

Kalau barang Jepang ber-image bagus kualitas tapi mahal,
dan barang China ber-image murah meriah dengan kualitas ngepas,
justru yang jadi sandungan berat, sebenarnya adalah buatan Korea.
Gak ada yang bilang barang buatan Korea itu kacangan alias jelek banget.
Levelnya moderat alias medium. Harganya pas, walau kualitas mungkin
gak sebaik buatan Jepang. Namun dengan harga demikian, desain barang
Korea lebih cantik, dan fitur-nya lebih lengkap dari buatan Jepang.

Maaf, kalo tulisan ini berkesan Japan minded. Bagaimana dengan anda
sendiri, mau pilih buatan Jepang atau buatan Korea ataukah buatan China?
Apakah dilihat case by case sesuai dengan barangnya?
Atau malah lebih memilih buatan Eropa/AS yang lebih klasik namun
lebih mahal harganya? Lantas bagaimana dengan barang yang brand-nya
perusahaan Jepang tapi dibuat di China? Percayakah anda dengan kualitasnya?
Bagaimana juga dengan barang produksi negeri sendiri? Adakah yang
anda banggakan untuk dipakai?

Wassalaam,
0
67.1K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kekoreaan
Kekoreaan
10.8KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.