Saat ini gerakan non tunai semakin gencar dilakukan. Gencarnya sosialisasi gerakan tersebut, membuat di 2017 nanti diprediksi transaksi yang memanfaatkan uang elektronik, akan semakin booming.

Menurut Brata Rafly, CEO DIMO Pay Indonesia Brata Rafly, sepanjang tahun 2016 ini, sudah terlihat jelas jika konsumen di Tanah Air, semakin mengetahui serta memanfaatkan uang elektronik dalam bertransaksi.

“Ini juga yang membuat kami yakin tahun depan penggunaan uang elektronik akan bertambah populer,” ucap Brata.

Lebih jauh Brata menjelaskan, di 2016 ini berdasarkan data Bank Indonesia (BI), jumlah nilai transaksi uang elektronik di Indonesia meningkat dibanding 2015.

“Jika 2015 nilai transaksinya Rp 5,28 triliun, pada 2016 mencapai Rp 5,49 triliun. Angka itu akan kian meningkat seiring kian agresifnya para pemain teknologi finansial alias fintech,” papar pria berambut pendek ini.

Brata melanjutkan, nantinya di 2017 dan seterusnya, peran fintech akan semakin luas di berbagai lini ekonomi. “Kami optimis, fintech akan terus diperlukan karena memudahkan konsumen bertransaksi. Selain itu, inovasi para pelaku fintech juga dikenal tanggap akan kebutuhan pasar,” timpalnya.

Terkait dengan sepak terjang DIMO, Brata bertutur, kehadiran DIMO di ekosistem fintech Indonesia, bisa ikut berkontribusi meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat Indonesia pada 2017 nanti.

“Saya lihat ke depannya ini sangat promising. Di samping karena dukungan pemerintahnya juga yang sedang menggiatkan literasi keuangan digital, generasi milenial yang sangat mobile dan mulai terbiasa dengan cashless experience, kami sangat optimistis,” tuntasnya.

SUMBER