- Beranda
- Berita dan Politik
Pemeriksaan Selesai, Panitia Akui Ada Kekerasan
...
TS
nartoangkringan
Pemeriksaan Selesai, Panitia Akui Ada Kekerasan
Quote:
Quote:
Quote:
KARANGANYAR, suaramerdeka.com – Pemeriksaan 18 panitia Diksar Mapala UII selesai dilakukan. Dari hasil pemeriksaan panitia, dokter ahli dan juga dua tersangka, memang ada pengakuan, mereka mengakui secara gentle ada kekerasan saat pelaksanaan Diksar Mapala di Tlogodlingo, Tawangmangu selama hampir sepekan, mulai 14 – 20 Januari lalu, termasuk kepada tiga mahasiswa yang menjadi korban tewas.
‘’Memang ada pengakuan kalau ada kekerasan. Mereka bukan menyebut sebagai tindakan kekerasan, namun memberikan ‘’azab’’ kepada peserta yang dikategorikan berbuat kesalahan. Bahkan kepada yang mau mengundurkan diri dimasukkan kategori tidak gentle sehingga harus dikenai azab,’’ kata Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak.
Kepada wartawan di sela-sela melakukan anev (analisa dan evaluasi) penyidikan kasus Diksar Mapala yang berujung tewasnya tiga peserta itu, dia mengatakan, penyidik melakukan pendalaman atas hasil pemeriksaan kepada panitia, dokter dan beberapa saksi lainnya.
Dari anev itu, bisa jadi akan muncul tersangka baru. Namun semua masih dalam pendalaman. Termasuk mencari bukti pendukung. Dua tim petugas penyidik dan Inafis Polres Karanganyar diberangkatkan lagi ke Yogyakarta untuk melakukan penggeledahan markas atau posko Mapala di dalam kompleks kampus maupun yang ada di luar kampus.
Meski tak diakui pihak rektorat kalau ada posko Mapala UII di luar kampus, namun petugas memang menemukan ada posko di luar kampus. Bahkan posko inilah yang dipakai para tersangka untuk bersembunyi saat dilakukan penangkapan beberapa waktu lalu.
‘’Kami masih memerlukan tambahan alat bukti, hasil pengembangan dari pemeriksaan para panitia. Karena itu kami mengirimkan lagi dua tim untuk melakukan penggeledahan di posko Mapala dan beberapa lokasi lainnya, untuk menambah alat bukti,’’ kata dia.
Dikatakannya, salah satu yang didalami penyidik adalah apakah kekerasan yang terjadi saat Diksar Mapala itu dilakukan secara sistemtik, artinya sudah masuk dalam program keseluruhan pelaksanaan Diksar, atau dilakukan secara spontan oleh orang perorang, oknum panitia.
Dari pendalaman itulah diharapkan akan bisa ditemukan hasil sisik baru. Dan sangat mungkin dari hasil pendalaman itu akan muncul tersangka baru di samping dua panitia yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sebab, dari tiga korban tewas, dua orang ada dalam satu kelompok V, yakni Syaits Asyam dan Ilham Nurpadmi. Adapun Muhammad Fadli yang meninggal saat akan dibawa ke Puskesmas Tawangmangu berada di kelompok IV.
‘’Dari sini juga kita lakukan pendalaman, karena Yudi dan Angga yang dijadikan tersangka ada di kelompok V dimana dua korban tewas bergabung. Adapun kelompok Fadli berbeda sehingga tim pendampingnya juga berbeda. Namun kita masih memerlukan dukungan alat bukti lainnya, untuk menentukan kemungkinan adanya tersangka baru. Semoga saja dari hasil penggeledahan itu ada tambahan alat bukti yang memperkuat,’’ kata dia.
Sementara itu, kedua tersangka Wahyudi alias Yudi dan Angga Septiawan alias Waluyo menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Tkm Dokkes Polres. Mereka diperiksa dokter Dyah Laksmi dibantu paramedis Nur Indah.
‘’Tensi mereka normal, kondisi kesehatan secara keseluruhan baik. Hanya sempat ada keluhan sedikit dan kami sudah memberikan obat dan suplemen vitamin agar kondisinya baik. Kami juga meminta agar mereka banyak minum, karena tampak ada gejala kekurangan cairan,’’ kata dokter.
Secara mental, kedua tersangka memang menunjukkan tanda-tanda penyesalan telah melakukan tindakan yang mengakibatkan tewasnya tiga peserta Diksar itu. Raut wajah mereka menunjukkan sikap itu, setiap berhadapan dengan petugas penyidik maupun petugas lainnya.
(Joko Dwi Hastanto/CN19/SMNetwork)
‘’Memang ada pengakuan kalau ada kekerasan. Mereka bukan menyebut sebagai tindakan kekerasan, namun memberikan ‘’azab’’ kepada peserta yang dikategorikan berbuat kesalahan. Bahkan kepada yang mau mengundurkan diri dimasukkan kategori tidak gentle sehingga harus dikenai azab,’’ kata Kapolres Karanganyar AKBP Ade Safri Simanjuntak.
Kepada wartawan di sela-sela melakukan anev (analisa dan evaluasi) penyidikan kasus Diksar Mapala yang berujung tewasnya tiga peserta itu, dia mengatakan, penyidik melakukan pendalaman atas hasil pemeriksaan kepada panitia, dokter dan beberapa saksi lainnya.
Dari anev itu, bisa jadi akan muncul tersangka baru. Namun semua masih dalam pendalaman. Termasuk mencari bukti pendukung. Dua tim petugas penyidik dan Inafis Polres Karanganyar diberangkatkan lagi ke Yogyakarta untuk melakukan penggeledahan markas atau posko Mapala di dalam kompleks kampus maupun yang ada di luar kampus.
Meski tak diakui pihak rektorat kalau ada posko Mapala UII di luar kampus, namun petugas memang menemukan ada posko di luar kampus. Bahkan posko inilah yang dipakai para tersangka untuk bersembunyi saat dilakukan penangkapan beberapa waktu lalu.
‘’Kami masih memerlukan tambahan alat bukti, hasil pengembangan dari pemeriksaan para panitia. Karena itu kami mengirimkan lagi dua tim untuk melakukan penggeledahan di posko Mapala dan beberapa lokasi lainnya, untuk menambah alat bukti,’’ kata dia.
Dikatakannya, salah satu yang didalami penyidik adalah apakah kekerasan yang terjadi saat Diksar Mapala itu dilakukan secara sistemtik, artinya sudah masuk dalam program keseluruhan pelaksanaan Diksar, atau dilakukan secara spontan oleh orang perorang, oknum panitia.
Dari pendalaman itulah diharapkan akan bisa ditemukan hasil sisik baru. Dan sangat mungkin dari hasil pendalaman itu akan muncul tersangka baru di samping dua panitia yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Sebab, dari tiga korban tewas, dua orang ada dalam satu kelompok V, yakni Syaits Asyam dan Ilham Nurpadmi. Adapun Muhammad Fadli yang meninggal saat akan dibawa ke Puskesmas Tawangmangu berada di kelompok IV.
‘’Dari sini juga kita lakukan pendalaman, karena Yudi dan Angga yang dijadikan tersangka ada di kelompok V dimana dua korban tewas bergabung. Adapun kelompok Fadli berbeda sehingga tim pendampingnya juga berbeda. Namun kita masih memerlukan dukungan alat bukti lainnya, untuk menentukan kemungkinan adanya tersangka baru. Semoga saja dari hasil penggeledahan itu ada tambahan alat bukti yang memperkuat,’’ kata dia.
Sementara itu, kedua tersangka Wahyudi alias Yudi dan Angga Septiawan alias Waluyo menjalani pemeriksaan kesehatan oleh Tkm Dokkes Polres. Mereka diperiksa dokter Dyah Laksmi dibantu paramedis Nur Indah.
‘’Tensi mereka normal, kondisi kesehatan secara keseluruhan baik. Hanya sempat ada keluhan sedikit dan kami sudah memberikan obat dan suplemen vitamin agar kondisinya baik. Kami juga meminta agar mereka banyak minum, karena tampak ada gejala kekurangan cairan,’’ kata dokter.
Secara mental, kedua tersangka memang menunjukkan tanda-tanda penyesalan telah melakukan tindakan yang mengakibatkan tewasnya tiga peserta Diksar itu. Raut wajah mereka menunjukkan sikap itu, setiap berhadapan dengan petugas penyidik maupun petugas lainnya.
(Joko Dwi Hastanto/CN19/SMNetwork)
Diubah oleh nartoangkringan 02-02-2017 06:41
0
4.2K
Kutip
30
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
670.8KThread•40.8KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru