Masyarakat diminta hati-hati melihat polemik patung dewa kelenteng di Tuban. Masalahnya harus didudukan dengan jelas dan provokasi harus dihindari. Agus Maimun adalah anggota DPRD Provinsi Jawa Timur yang juga warga Tuban. Tempat tinggalnya sekitar 30 meter dari pagar kelenteng Kwan Sing Bio. Dia meminta polemik keberadaan patung Khong Co Kwaan Sing Tee Koen dihentikan. "Mengikuti perkembangan akhir-akhir ini, polemik patung di Kelenteng Kwan Sing Bio semakin marak di media sosial," kata Agus Maimun kepada detikcom melalui pesan Whatsapp, Selasa (8/8/2017).
Agus meminta masyarakat melihat masalah ini dalam konteks yang jelas. Patung yang dipermasalahkan ada di dalam kelenteng dan bukan area publik. Sehingga tidak tepat jika dipersepsikan sebagai penguasaan terhadap area umum. "Bahwa patung Khong Co Kwaan Sing Tee Koen, berada di areal Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, yang lokasinya ada di belakang altar kelenteng. Patungnya juga tidak terlihat di area publik, maka tidak benar kalau patung tersebut dipersepsikan sebagai ikon kota Tuban yang berada di alun-alun kota atau area publik lainnya," tuturnya.
Ia menambahkan, tidak tepat patung tersebut dibandingkan dengan patung para pahlawan. Patung dewa dan patung pahlawan tentu beda maksud dan tujuan pembangunannya. "Karena memang beda konteks dan peruntukannya," terangnya. Politisi dari PAN ini mengatakan, polemik patung Kwaan Sing Tee Koen ramai dan viral di media sosial. Namun menurutnya, warga Tuban asli tidak meributkannya. "Sementara warga Tuban tidak menjadikan hal ini polemik, apalagi meributkannya. Saya juga tidak pernah mendengar ada warga Tuban yang mempersoalkan keberadaan patung tersebut," jelasnya.
Agus yang juga Bendahara DPW PAN Jatim ini menerangkan, masyarakat Tuban sangat religius. Mereka terbiasa hidup harmonis, berdampingan dengan berbagai elemen masyarakat yang majemuk. "Mohon situasi ini tidak dirusak oleh pihak luar yang tidak mengerti sama sekali persoalan yang sebenarnya dan mewaspadai pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan ingin memanaskan situasi harmonis yang selama ini terbangun di Tuban," harapnya. Ketua Fraksi PAN DPRD Provinsi Jatim ini menuturkan, Pemkab Tuban bersama Forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) dan MUI, sudah mengadakan pertemuan untuk mencari jalan keluar atas persoalan tersebut. Karena, masalah asli soal patung ini adalah soal IMB-nya. "Kita serahkan penyelesaian persoalan ini kepada pemerintah daerah. Mendorong pemerintah untuk menyelesaikan serta memprioritaskan persoalan ketimpangan, kesenjangan sebagai akar masalah untuk mewujudkan keadilan sosial," tandasnya.
Org2 Sesat pikir n hati yg terprovokasi akibat polemik ini...
Sekalian aja tuh robohin Monas, Pancoran dan HI kalo punya NYALI GEDE