kafiryes.slimnoAvatar border
TS
kafiryes.slimno
Remaja RI adu cerdas di kontes debat dunia, malah diributkan soal pakaian


Sejumlah pelajar SMA yang mewakili Indonesia dalam kompetisi debat internasional di Bali menanggapi sejumlah komentar di Facebook yang meremehkan aktivitas debat dan mempertanyakan gaya pakaian mereka dalam ajang dunia tersebut.
Empat pelajar yang telah menjalani proses diseleksi sejak tahun lalu ini beradu dalam ajang World Schools Debating Championship (WSDC) di Bali hingga 11 Agustus mendatang. Mereka bersaing dengan lebih dari 50 negara lain dalam debat bertema toleransi dan keberagaman.

Tidak ada kata terlambat untuk belajar piano
Nicholas Christianto salah satu pelajar yang ikut dalam WSDC mengatakan, "debat itu menantang dan menegangkan dan kita selalu dituntut untuk lebih baik dari penampilan-penampilan sebelumnya."

Untuk mengikuti ajang ini, Nicholas serta tiga siswa lain yaitu Ngurah Gede Satria Aryawangsa, Gracesenia Cahayadinata, dan Stephanie Elizabeth Purwanto harus banyak membaca dan berlatih debat bahasa Inggris dengan tim debat yang lebih senior - yaitu mahasiswa dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

Mereka rutin membaca berbagai berita internasional di antara lain majalah terkenal dunia, The Economist dengan topik seputar politik, sejarah, hingga konflik timur tengah.

Yang mengagetkan, artikel soal kiprah mereka di laman Facebook Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI malah direspons nyinyir oleh sejumlah pengguna. Junaedi Rechan misalnya mengatakan. "apa yang diharapkan dan di banggakan (dibanggakan) dari TUKANG DEBAT?".

Lainnya malah menyoroti pakaian yang dikenakan peserta. "Benerin pakaiannya," kata Sudadi Allio Aliya. "Anda berdebat mewakili negara sedangkan pakaian Anda saja layak diperdebatkan," tulis Fachri Noer.
Tim pelajar Indonesia mengaku cukup kecewa dengan berbagai komentar itu.

"Sangat disayangkan, kita hidup di komunitas di mana seseorang bisa menghakimi orang lain dan menilai seperti apa orang lain itu dengan bagaimana orang itu berdandan," kata Nicholas.
FACEBOOKHak atas fotoFACEBOOK
"Kita cukup kecewa karena mereka tidak bisa melihat bahwa dalam acara lain, cultural night (misalnya) kita pakai kebaya, dan di sesi debat, kita pakai batik. Itu yang mereka tidak lihat dan menafsirkan berdasarkan satu gambar," kata Stephanie.

Stephanie menambahkan bahwa komentar-komentar semacam ini justru alasan mengapa anak-anak muda butuh banyak berlatih debat, karena debat bisa membuat pikiran lebih terbuka.

"Di Indonesia debat masih dalam proses perkembangan, tapi di dunia internasional debat sangat dihargai. Kami mencoba daftar ke beberapa universitas Amerika dan mereka sangat tertarik dengan (kegiatan) debat (kami). Karena debater itu punya kemampuan pemikiran kritis, tidak hanya pintar baca buku tetapi bisa menganalisa," kata Gracesenia.
KemendikbudHak atas fotoKEMENDIKBUD
Namun selain komentar negatif itu, banyak pengguna media sosial memberikan dukungan. Ade Intan Sumpah misalnya mengatakan, "proud of you guys! I wish waktu saya seumuran kalian, saya bisa sehebat kalian!!!"

http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-40841708?ocid=socialflow_facebook

===========================

mengatur pakaian orang lain, tapi masih merasa dirinya menghargai orang lain ? itulah nasbung.

Nasbung mau hargai budaya setempat ?
Nasbung cinta NKRI ?
Nasbung mau melestarikan budaya ? cuihhhhh.


Diubah oleh kafiryes.slimno 12-08-2017 17:20
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
4.2K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.