sipbabamiAvatar border
TS
sipbabami
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo Hadiri Tausiyah Kebangsaan


Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, menghadiri Tausiyah Kebangsaaan di Semarang. Acara yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT RI ke-72 itu dipimpin ulama kharismatik asal Pekalongan, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya. Nampak hadir bersama ribuan massa adalah Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo; Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo; Kapolda Jateng, Irjen (Pol) Condro Kirono; dan Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Tatang Sulaiman.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membakar semangat para santri dan warga yang berkumpul di kawasan Tugu Muda Semarang. Gatot menjelaskan pentingnya peran ulama dalam kemerdekaan Republik Indonesia.

Ia bercerita mulai dari sejarah para ulama menggerakkan santri-santrinya dalam berbagai peristiwa perjuangan bangsa. Gatot juga menekankan agar para anggota TNI tidak ‘sok-sokan’ karena TNI baru lahir setelah Indonesia merdeka.

“Jadi yang usir penjajah itu bukan TNI, tetapi para ulama dan tokoh agama berbagai agama. Indonesia merdeka 17 Agustus, TNI lahir 5 Oktober. Jadi TNI jangan sok-sokan,” imbuh Gatot (15/08)

Ia bercerita mulai dari sejarah para ulama menggerakkan santri-santrinya dalam berbagai peristiwa perjuangan bangsa. Gatot juga menekankan agar para anggota TNI tidak ‘sok-sokan’ karena TNI baru lahir setelah Indonesia merdeka.

“Jadi yang usir penjajah itu bukan TNI, tetapi para ulama dan tokoh agama berbagai agama. Indonesia merdeka 17 Agustus, TNI lahir 5 Oktober. Jadi TNI jangan sok-sokan,” imbuh Gatot (15/08)

Gatot mengaku kagum dengan para ulama karena santun dan juga berani serta mampu menggerakkan massa demi mendapatkan kemerdekaan. Bahkan ulama menberikan andil sangat banyak dalam perumusan UUD 1945 dan Pancasila. Oleh karena itu Gatot juga menyampaikan keheranannya terhadap fenomena orang yang mengaku ulama namun ingin mengganti Pancasila yang sudah diperjuangkan para ulama terdahulu, bahkan dengan bahasa kasar.

“Jadi alangkah anehnya jika tiba-tiba muncul ulama dengan pakaian ulama yang bahasanya ingin merubah Pancasila. Aneh. Saya katakan pasti itu bukan ulama Indonesia, ulama luar yang dibayar untuk merusak Indonesia, atau orang Indonesia yang pura-pura ulama, membohongi rakyat, dibayar untuk merusak rakyat,” tegas Gatot.

Ia pun menegaskan agar jangan mau terpecah belah dengan provokasi dan menjaga apa yang sudah diperjuangkan oleh para ulama terdahulu.

“Dunia mengakui ibadah ramadan teraman di dunia ada di Indonesia. Tapi ada yang tidak senang, maka berusaha memecah belah, memasukkan aliran-aliran lain. Jangan terprovokasi,” tambah Gatot.

SUMBER
0
2.3K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.