wingchun.masterAvatar border
TS
wingchun.master
Tionghoa, Perjuangan, dan Kemerdekaan Indonesia
.


Peran etnis Tionghoa dalam perjuangan dan merebut kemerdekaan Indonesia tak dapat dipungkiri. Mereka juga terlibat dalam menjaga hasil perjuangan itu.

Kemerdekaan yang diraih oleh bangsa ini, bukanlah hadiah dari para penjajah. Melainkan hasil dari perjuangan. Menumpahkan darah demi terwujudnya negara bernama Indonesia. Perjuangan anak bangsa, bukan dilakukan segelintir orang, etnis atau agama. Tionghoa juga ikut terlibat di dalamnya.

Banyak tokoh Tionghoa yang mengukir nama sebagai pejuang, pahlawan bahkan pejabat negara. Terlibat merebut kemerdekaan. Menyatukan semua golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika, dan negara bernama Indonesia.

Perjuangan demi perjuangan, dilakukan etnis Tionghoa bersama etnis lain. Jauh sebelum Indonesia merdeka, Tionghoa terlibat pertempuran dengan penjajah. Misalnya, dalam Geger Pecinan tahun 1740. Tionghoa bersama Jawa bersatu melawan Londo.

Bermula dari pembantaian Tionghoa oleh tentara Hindia Belanda di Batavia, sekarang Jakarta. Korban jiwa diperkirakan mencapai 10.000 orang Tionghoa. Hal ini memicu perlawanan hingga ke daerah lain. Peristiwa kecil juga kerap terjadi antara Tionghoa dan Belanda. Saling berperang.

Perjuangan Tionghoa semakin menjadi, ketika ada gerakan juga dari kelompok lain terhadap Belanda. Begitu juga setelah penjajah berganti ke pihak Jepang. Beberapa tokoh Tionghoa terlibat di dalammnya.

Dari mereka yang berprofesi menjadi tentara, seperti Laksamana Muda John Lie, dokter Oen Boen Ing, sampai raja gula Oei Tjong Hauw. Semuanya berperan sesuai dengan profesi, untuk melawan penjajah.

Laksamana Muda John Lie, dikenal sebagai Hantu Malaka, karena suka melewati selat itu, memasok senjata bagi para pejuang. Namanya cukup terkenal sebagai pasukan yang tak pernah takut. Semua yang dilakukan itu untuk mewujudkan Indonesia merdeka.

Dokter Oen Boen Ing, juga dikenal sebagai orang yang suka membantu pengobatan bagi para pejuang dan tentara. Membiarkan rumah sakitnya sebagai pusat pengobatan bagi pejuang kemerdekaan.

Oei Tjong Hauw, pengusaha asal Jawa Tengah. Meskipun sebagai pedagang, tapi ikut juga dalam merebut dan merawat kemerdekaan. Bahkan masuk ke dalam BPUPKI tahun 1945. Nama lain, Letkol Ong Tjong Bing alias Daya Sabdo Kasworo.

Seorang dokter sekaligus tentara yang merawat korban pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur. Nama lain, Oei Hok San, anggota tentara pelajar dari Kediri. Anak dari Oei Djing Swan, juga pejuang.

Yang berjuang dengan melawan propaganda adalah Lie Yun Fong atau Ali Sudjianto. Menjadi wartawan koran Sin Po bersama Adam Malik. Koran ini memang banyak melahirkan pejuang-pejuang kemerdekaan.

Dari wartawan, ada nama Liem Koen Hian, motor penggerak kampanye anti Jepang dan angggota BPUPKI. Ada juga politisi sekaligus aktivis Siauw Giok Tjhan, dikenal dengan semboyan “Lahir di Indonesia, Besar di Indonesia menjadi Putra-Putri Indonesia”, melanjutkan gagasan dari Kwee Hing Tjiat melalui Harian MATAHARI di Semarang dari tahun 1933-1934.

Nama lain, Oei Tjoe Tat, aktivis buruh dari Surakarta. Ia juga terlibat dalam dunia politik saat Belanda dan Jepang berkuasa. Setelah merdeka dia mendapatkan kepercayaan menjadi anggota Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki) pada tahun 1954.

Soekarno juga mengangkat Oei Tjoe Tat menjadi Menteri Negara pada 1963. Menjadi anggota Kabinet Dwikora atau Kabinet 100 Menteri.

Contoh lain, yang terlibat di dalam merebut kemerdekaan adalah Djiaw Kie Siong. Seorang petani di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Rumahnya digunakan sebagai tempat Peristiwa Rengasdengklok.

Peristiwa penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta, oleh kelompok muda yang mendesak segera proklamir kemerdekaan Indonesia. Berikutnya, Leo Wenas atau Liauw Thian Moek, anggota Badan Keamanan Rakyat, Lie Eng Hok, perintis kemerdekaan Indonesia, Oey Tiang Tjoe, dan Oey Tjong Hauw, anggota BPUPKI.

Lalu Oei Hok San, veteran pejuang kemerdekaan, Ong Tjong Bing atau Daya Sabdo Kasworo, tentara pejuang, Sho Bun Seng, Tan Bun Yin, Taufik Halim atau Tan Kho Lim, Tan Ping Djiang, Thung Tjing Ek atau Jakub Thung, pejuang kemerdekaan.

Terakhir Yap Tjwan Bing, anggota BPUPKI dan PPKI. Ada juga dari daerah yaitub Ang Tiauw Bie dari Banten. Pengusaha yang mengikhlaskan kapalnya untuk mengangkut senjata dari Singapura untuk tentara.

Nama-nama di atas adalah bukti sejarah bagaimana jerih payah orang Tionghoa ikut merebut kemerdekaan. Maish banyak juga nama yang belum terungkap, namun punya aksi heroik melawan penjajah. Kini apa yang telah diperbuat itu mulai mendapatkan pengakuan dari negara.
http://indochinatown.com/sejarah/tio...indonesia/2464
0
4.9K
32
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.