p4ncasilaAvatar border
TS
p4ncasila
aksi biadab keluarga mafia di sumut
Korban Keluarga Shah Semakin Bertambah
Sertu TNI Purn M Effendi Nasution Disekap dan Disiksa

BPB - Medan, Biadab, sadis dan tidak berperikemanusiaan. Itulah ungkapan yang disampaikan keluarga M Effendi Nasution yang merupakan korban penganiayaan yang diotaki M Idis Shah alias Dodi Shah. Pria berkepala plontos yang merupakan anak dari Anif Shah ini dengan arogan memerintahkan puluhan anggotanya untuk menganiaya Muhammad Effendi Nasution (54) yang merupakan seorang purnawirawan TNI yang sebelumnya bertugas di Kodim Tapsel dengan pangkat Sersan Satu (Sertu).

Keberingasan Dodi Shah itupun ternyata hanya dipicu ketika M Effendi Nasution membawa sebuah tabloid yang isi beritanya mengenai tanah Eks PTPN 2 Cemara Asri yang dikuasai Anif Shah. Keterangan lengkap yang diperoleh BPB, Jumat (20/12) dari M Effendi Nasution di kawasan Jalan Jermal I, Medan.

Korban yang merupakan mantan Pa Pam perkebunan PT Anugrah Langkat Makmur yang diketahui milik Anif Shah ini mengungkapkan, awal kejadian itu saat dirinya dipanggil melalui pesan singkat seluler untuk menemui Dodi Shah di Jalan Sungai Deli untuk membicarakan pekerjaan.

“Awalnya saya dipanggil untuk datang ke Jalan Sungai Deli, Medan. Pemberitahuan itu melalui SMS dari telepon milik Manajer Estate 2 PT Anugrah Langkat Makmur yang bernama Yuniffar,” terang korban. Selanjutnya, setiba di kantor milik Anif Shah itu, M Effendi Nasution langsung dicecar pertanyaan oleh Dodi Shah. “Kenapa kamu membeberkan surat kabar tabloid Front itu ke seluruh warga Tabuyung, Kabupaten Mandailing Natal. Dari mana kamu mendapat tabloid itu ? “terang M Effendi menirukan perkataan Dodi Shah.

Saat tersebut, M Effendi Nasution yang tersudut dan dikelilingi anggota Dodi Shah hanya pasrah dan menjawab, tabloid itu sudah memang tersebar di kawasan Madina dan selanjutnya puluhan anggota Dodi Shah bertubi-tubi melakukan penganiayaan secara tidak manusiawi. Perlakuan sadis ala PKI pun dipertunjukkan kelompok Dodi Shah terhadap pensiunan TNI itu. “Saya menjawab seadanya, bahwa tabloid itu memang sudah tersebar, dan bukan saya yang menyebarnya, saya langsung dipukuli, dipijakpijak sama anggota si Dodi itu. Tidak hanya itu, saya juga disekap di kantor itu dan kembali disiksa,” beber M Effendi lagi.

Peristiwa keji yang dialami pensiunan TNI ini terjadi hari Kamis, 4 Oktober 2012 lalu, sekira pukul 20.30 WIB. M Effendi yang pernah bertugas di Papua itu, oleh anggota Dodi Shah selanjutnya diboyong ke Polres Mandailing Natal. “Sekitar jam setengah sembilan malam saya dibawa ke Polres Madina. Disana saya diintimidasi agar mengaku salah dan dipersangkakan telah melakukan pencemaran nama baik Anif Shah, karena membawa tabloid itu. Saat itu juga saya langsung diperiksa, ada pak Kapolres disitu, beber Effendi.

Saat di Polres Madina, Dodi Shah sempat mengutarakan “Bapak sudah saya gaji, sudah saya beri pinjaman, bapak fitnah saya, apa maksud bapak?” ujar M Effendi menirukan ucapan Dodi Shah. Saat tersebut, M Effendi juga dipaksa untuk melunasi seluruh pinjamannya di perusahaan tersebut. “Saya dipaksa harus melunasi hutang saya waktu itu juga, padahal saya tidak punya uang waktu itu karena gaji pensiunan belum keluar,” terang Effendi dengan mata berkaca-kaca.

Sesaat kemudian, Dodi Shah menyuruh Effendi untuk memanggil anaknya bernama M Erwan Adha Nasution untuk datang ke Polres Madina. Setelah anak M Effendi tiba, M Erwan Nasution langsung menanyakan kenapa orang tuanya dipolisikan karena membawa tabloid itu, dan mengapa tidak yang membuat berita atau pimpinan tabloid itu yang dilaporkan. “Anak saya sempat menanyakan kepada Dodi Shah, kenapa ayahnya yang dipolisikan dan bukan pimpinan tabloid itu.

Saat tersebut Dodi semakin marah, dan karena takut akan keselamatan anak saya, saya langsung menengahi dan meminta maaf dan bersedia menuruti keinginan mereka dan bersedia diperiksa polisi,” terang Effendi lagi.

Selanjutnya, setelah pasrah dan bersedia menuruti keinginan Dodi Shah dan polisi, M Effendi Nasution disarankan agar membuat pernyataan dihadapan kepolisian agar tidak mengulangi perbuatan itu lagi, tidak akan melarikan diri dan wajib lapor sekali dalam seminggu.

“Saya dilepas setelah saya menandatangai surat pernyataan di Polres Madina, kebetulan hari itu juga anak saya dilamar, saat di perjalanan yang dikawal anggota Dodi Shah bernama Yuniffar, telepon seluler saya dan kartunya diambil mereka dan entah apa tujuan mereka” terang M Effendi secara eksklusif kepada BPB.

Terkait kejadian yang dialami M Effendi Nasution, dirinya juga telah melaporkan kejadian yang dialaminya dan membuat surat tembusan hingga ke Komnas HAM. Namun, hingga kini belum ada tanggapan nyata. Anehnya, saat dibawa ke Polres Madina, dia langsung disangkakan melakukan pencemaran nama baik dengan pasal 310 KUHP.

Harapan M Effendi Nasution, kasus penganiayaan yang dialaminya itu diangkat kembali ke permukaan. Pasalnya, setelah dirinya membaca harian Batak Pos Bersinar, rupanya masih ada korban lainnya seperti dirinya. Sebagaimana diberitakan BPB sebelumnya, Eikel Banta Bangun juga merupakan korban penganiayaan keluarga Shah, disusul Kades Bangun Purba Rafinda Tarigan yang juga merupakan korban kesadisan oknum perwira polisi Iptu M Alexander Shah, dari keluarga Shah. ONY


http://batakpos.co.id/?read=view&id=3835

Inilah hasil era reformasi. Penindasan oleh kaum atas ke kaum bawah
Diubah oleh p4ncasila 22-12-2013 02:57
1
50.8K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.