Anggaran Janggal DKI Jakarta: Dana Rp 8,9 Miliar buat Meja Pingpong

Suara.com - LSM Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra) mencoba menguliti beberapa anggaran janggal dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta untuk tahun 2020.

Sekjen Seknas Fitra Misbah Hasan memaparkan selain Lem Aibon, ada sejumlah anggaran yang janggal dengan nilai fantastis tercantum dalam KUA-PPAS DKI 2020.

Pertama, Misbah mengungkapkan ada anggaran dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta yang menganggarkan uang Rp 8,9 miliar untuk pengadaan 1.401 buah set alat olahraga tenis meja.

"Beli tenis meja Rp 8,9 Miliar, ini yang mau dibeli 1.401 buah tenis meja dari Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta," kata Misbah di Kantor Populi Center, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (6/11/2019).



Sebelumnya, anggota DPRD DKI dari PSI William Aditya Sarana menemukan beberapa kejanggalan dana yang fantastis dalam KUA-PPAS yang sempat diunggah ke laman daring itu.

William menemukan kejanggalan seperti pengadaan alat tulis kantor; lem Aibon Rp 82,8 Miliar; bolpoin Rp123,8 miliar; pengadaan komputer Rp 121 miliar; hingga pengadaan tanki septik sebesar Rp 166,2 miliar

Melengkapi Wiliam, Indonesia Corruption Watch juga menemukan bahwa Pemprov DKI menganggarkan Rp Rp 126,225 untuk membeli lem Aibon pada RAPBD 2020.

Peneliti ICW Almas Sjafrina mengatakan, temuan PSI hanya menyoroti satu pengadaan lem Aibon. Padahal, ada 14 pengadaan serupa yang membuat anggaran lem Aibon naik menjadi total Rp Rp 126.225.
sumber

☆☆☆☆☆☆☆

Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pendukung Anies Baswedan di Jakarta dan seluruh negeri ini. Terima kasih khususnya kepada mereka warga luar Jakarta yang telah ikut campur dengan urusan Pilkada DKI jakarta 2017.

Anies ternyata benar-benar yang terbaik bagi Jakarta ini. Yuk kita dukung agar Anies maju mencalonkan diri jadi Presiden Republik Indonesia 2024 agar keberhasilan Anies mengelola APBD dengan serapan yang maksimal dan tepat guna bisa diterapkan untuk mengelola APBN.

Kita butuh seorang visioner ke depan, yang memikirkan sesuatu diluar kepalanya karena kepalanya sudah penuh dengan ide-ide brilian.

Kita butuh pemimpin yang sepenuhnya menyerahkan keputusan pada anak-anak buahnya untuk menggunakan anggaran yang ada, sebesar-besarnya tanpa perlu takut demi memajukan perut, eh rakyat.

Pemimpin adalah otak dari system, oleh sebab itu dia harus smart diatas smart. Harus over smart. Lebih smart dari smart itu sendiri. Sehingga ketika dia tengah menggunakan kesmartannya, dia tak perlu berpikir ulang untuk menandatangani lagi, sebab tangan dia hanya 2, mata dia hanya 2.

Pemimpin yang kuat harus didukung oleh oara hulubalang yang kuat dan jumlahnya jelas tak mungkin hanya bisa dihitung dengan jari tangan. Minimal 74 lah. Kalau bisa 80. Itu jumlah yang ideal, sebab para hulubalang ini harus bisa mehanan serangan dari 8 penjuru mata angin, jadi tiap penjuru mata angin akan dijaga oleh 10 hulubalang.

Sebagai seorang pemimpin pujaan hati, Anies contoh paling baik dari sebaik-baiknya pemimpin. Dia adalah Fuhrer. Dia memikirkan bahwa pembangunan itu mementingkan estetika. Itu dulu, baru bicara soal fungsi. Logikanya, ketika orang tengah terkagum-kagum pada sesuatu, pastiorang lupa diri. Dan karena lupa diri, maka orang itu tak tahu lagi bahwa dia itu manusia atau bukan. Karena lupa diri, dia pasti lupa akan mengerjakan apa, sehingga lupa sekeliling. Benar-benar smart. Smart yang memabukan.

Anies juga lebih mementingkan pembangunan manusia dibanding infrastruktur. Apalah artinya infrastruktur tanpa manusia yang sehat dan kuat, tangan yang kuat, dan mata yang tajam.

Oleh sebab itu, dukung pembelian meja pingpong ini agar nantinya bisa untuk memberi kekuatan para bawahannya jiwa dan raga.

Tak akan pernah menganggur meja pingpong ini. Dijamin. Sebab nantinya bisa untuk mempingpong segala masalah, apapun juga. Sana sini sana sini. Sampai akhirnya yang punya masalah akan bosan sendiri dan diam dengan sendirinya.

Sekali lagi, terima kasih kepada semuanya. Tanpa kalian, Anies bukanlah siapa-siapa.

Kalian luar biasa!