Dalam acara MAKS 2021 yang berlangsung di Moskow pada 20 Juli 2021, penampakan pesawat tempur single engine Su-75 "Checkmate" (Skakmat) langsung membetot perhatian publik. Pasalnya ini adalah jet tempur bermesin tunggal pertama buatan Rusia dalam kurun waktu sekitar 30 tahun terakhir. Empat bulan kemudian Su-75 diboyong ke luar negeri untuk pertama kalinya dan tampil dalam ajang Dubai Air Show 2021 yang dilaksanakan pada 14-18 November 2021 di UEA. Pihak Rostec yang bertanggung jawab atas ekspor jet tempur Rusia, mengatakan jika pada tahun 2023 prototype pesawat akan melakukan penerbangan perdananya, sementara produksi massal akan dimulai pada tahun 2025 atau 2026

Sementara itu, kabar terbaru dari Skakmat mucul dari pameran snejata di Moskow; yang mengatakan jika penerbangan pertama prototype Su-75 akan mundur lagi, yakni pada tahun 2024. Hal itu disampaikan media Rusia TASS, di mana Yury Sylyusar CEO dari United Aircraft Corporation yang merupakan bagian dari Rostec mengatakan hal tersebut pada 16 Agustus 2022 di forum militer Army 2022.

“Sekarang persiapan telah diluncurkan untuk produksi dua prototype. Secara keseluruhan, kami berencana untuk membangun empat prototipe,ujar Yury Sylyusar. Sementara itu dalam forum militer Army 2022, Rostec juga akan menampilkan sistem komunikasi Skakmat, yang diklaim bisa mengurangi biaya perawatan.



Su-75 digadang-gadang jadi lawan tanding F-35 buatan AS, di mana pihak Rusia mengklaim jika pesawat ini akan dihargai lebih murah. Beberapa komponen Su-75 juga menggunakan kompomen milik Su-57, mulai dari sistem on-board hingga mesin. Hal ini dilakukan agar lebih efisien dalam produksi dan memudahkan dalam perawatan.

Menyasar negara dengan anggaran militer "ngepres" Su-75 akan dibanderol murah, yakni seharga US$ 30 juta atau setara Rp 426 miliar per unitnya. Sementara itu JF-17 Thunder buatan Pakistan dan China yang juga ditawarkan untuk negara dengan anggaran "ngepres" dibanderol seharga US$ 55,33 juta atau setara Rp 785 miliar per unitnya.

Sebagai pesawat tempur generasi 5, Su-75 punya kemampuan stealth (siluman) yang artinya akan susah dideteksi oleh radar musuh; persenjataan Su-75 nantinya akan ditempatkan di dalam badan pesawat serta dicantelkan pada hardpoint di sayap pesawat. Payload senjata yang bisa dibawa seberat 7.400 kg. Untuk kecepatan maksimumnya adalah Mach 1.8, dan tanpa tangki bahan bakar eksternal pesawat dapat terbang sejauh 2.800 km.



Sementara untuk radius tempur bergantung pada payload yang dibawa, tapi pihak Sukhoi menyebut radius tempur Checkmate dalam rentang 1.000-1.500 km. Untuk senjata yang dibawa berupa rudal udara ke udara jarak menengah/jauh Vympel R-77M, rudal jelajah udara ke permukaan Kh-59Mk2 (320 kg), rudal anti radiasi Kh-58UShKE (650 kg). Untuk rudal Kh-59Mk2 dan Kh-58UShKE hanya bisa ditempatkan di dalam main weapon bay (central bay) di dalam badan pesawat. Sukhoi juga mengatakan jika Skakmat kelak bisa meluncurkan rudal hipersonik. Skakmat sendiri diperkirakan bakal punya panjang 17 m dan lebar sayap 12 m.

Kilas balik pada Mei 2022, CEO Rostec Sergei Chemezov mengungkapkan bahwa Moskow akan mulai memproduksi secara massal jet tempur generasi kelima Skakmat pada tahun 2027. Mundur setahun dari jadwal sebelumnya, di mana produksi diperkirakan pada 2026. Di masa depan, pihak Sukhoi juga berencana membuat varian unmanned (tak berawak) dari Skakmat.

Sementara pihak Rostec terus mengkampanyekan jika biaya rendah pesawat tempur Su-75 akan memberikan keunggulan kompetitif atas pesawat tempur bermesin tunggal lainnya. Di sisi lain, jet tempur bermesin tunggal akan lebih terjangkau dalam hal harga dan perawatan serta lebih cocok untuk dibeli negara yang ingin jet tempur siluman dengan harga terjangkau.





Referensi Tulisan: TASS
Sumber Foro: sudah tertera di atas