• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Kontrak 3 Kapal Selam Indonesia Macet, Galangan Kapal DSME Terancam Rugi Rp 1 Triliun

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Kontrak 3 Kapal Selam Indonesia Macet, Galangan Kapal DSME Terancam Rugi Rp 1 Triliun
Quote:


Meski saat kunjungan Pak Jokowi ke Korea Selatan pada 28 Juli 2022 lalu beliau mengatakan bahwa, Indonesia akan meneruskan komitmen dalam program KF-21; akan tetapi rupanya Pak Jokowi lupa membahas soal kapal selam. Di sisi lain, pihak DSME selaku galangan kapal yang akan membuat 3 unit kapal selam tambahan untuk Indonesia sedang harap-harap cemas. Pasalnya sampai saat ini Jakarta belum mengaktifkan kontrak pengadaan 3 kapal selam Nagapasa Batch 2.

Mengutip artikel Naval News, dokumen terbaru diterbitkan pada 18 Agustus 2022 oleh pemangku kepentingan mulai dari DSME, Korea Industrial Bank, dan Anggota Majelis Nasional, Minkuk Kang dari Partai Kekuatan Rakyat. Dalam dokumen itu, pihak DSME telah menandatangani kontrak senilai US$967 juta (sekitar Rp 14 triliun) untuk membangun tiga kapal selam Chang Bogo Class Batch 2 dengan Indonesia pada bulan April 2019. 

Setelah tiga bulan dari kontrak, DSME kemudian menandatangani kontrak dengan perusahaan Jerman (Siemens) untuk memasok tiga set motor penggerak senilai US$58 juta, kemudian DSME membayar uang muka 10 persen dari harga produk yakni sekitar US$5,9 juta. Motor penggerak kemudian diakuisisi pada Oktober 2019. Sekarang masalahnya adalah, Indonesia belum membayar 10% dari nilai kontrak 3 kapal selam yang bernilai US$74 juta (sekitar Rp 1 triliun jika dirupiahkan).

"Motor yang dipesan sebelumnya bisa jadi hanya baja yang tidak berguna."Ujar Minkuk Kang, menanggapi soal pengadaan 3 kapal selam tambahan. Beliau juga menambahkan, pihak DSME juga harus membangun fasilitas penyimpanan untuk motor penggerak yang sudah dibeli, selain itu mereka juga harus melakukan perawatan rutin sampai barang tersebut siap digunakan.

Quote:


Sementara itu, menanggapi isu atas macetnya kontrak kapal selam Indonesia, pihak DSME mengatakan jika mereka masih berusaha berkomunikasi dengan Pemerintah Indonesia. Selain itu, sampai saat ini; Indonesia belum memberi keputusan untuk membatalkan kontrak pemesanan.

Di sisi lain, pihak DSME mengatakan jika pembelian motor penggerak kapal selam harus dilakukan, meski kontrak belum diaktifkan; agar kapal selam bisa selesai dibuat sesuai jadwal. Selain kapal selam Nagapasa Batch 2, baru-baru ini Indonesia juga sepakat untuk membeli dua kapal selam Scorpene dari Prancis. Pembelian kapal selam dari Prancis tersebut kemudian menambah rumit masa depan Nagapasa Batch 2.


Rencana B


Meski pembicaraan dengan Indonesia masih berlanjut, tapi pihak DSME telah mempersiapkan rencana B seandainya kontrak kapal selam dibatalkan. Opsi pertama adalah menjual motor penggerak ke Angkatan Laut Korea, untuk digunakan pada kapal selamnya sendiri. Sementara opsi kedua adalah menawarkannya untuk program kapal selam Filipina. Namun proses pengadaan untuk program ini belum secara resmi dimulai dan DSME menghadapi persaingan dari Naval Group, pembuat kapal Prancis.

Di sisi lain, DSME telah berhasil memenangkan dan menyelesaikan proyek perawatan kapal selam KRI Cakra dan KRI Nanggala pada tahun 2003 dan 2009. Kemudian Korea Selatan menjadi negara kelima di dunia yang mengekspor kapal selam ke Indonesia pada tahun 2011 dengan menjual tiga kapal selam (Nagapasa Class), diikuti dengan pencapaian proyek perawatan untuk ketiga kapal selam pada tahun 2018.


Tidak Puas dengan Nagapasa ?


Ada kabar yang sudah lama merebak di tanah air, jika TNI AL selaku pengguna kapal selam buatan Korea tidak puas dengan performa kapal selam; karena tidak sesuai spesifikasi yang ditawarkan. Selain itu, menurut kabar yang beredar, TNI AL juga diklaim tidak puas dengan proses perawatan kapal selam Cakra dan Nanggala.

Mengutip artikel CNBC Indonesiapada 09/09/2020; Anggota Komisi VI DPR RI Nusron Wahid sempat menyinggung kekecewaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto terhadap proyek tersebut. Nusron lantas menyindir proyek batch pertama PT PAL Indonesia. "Yang batch pertama ketika diuji coba saya dapat informasi adalah produk gagal. Karena selama ini kapal selam ini bench marking-nya kalau kita menggunakan kapal selam dari Jerman itu dalam airnya 90 hari ini kapal selam yang Chang Bogo ini itu naik 30 hari naik dulu baru turun lagi," ujarnya.[/I]

Terlepas dari beragam isu sera rumor yang kurang baik terhadap kapal selam buatan Korea yang kini sudah dioperasionalkan TNI AL, salah satu kapal selam (KRI Nagapasa) telah mempunyai kemampuan menghadapi serangan torpedo dengan pemasangan peralatan baru. Mengutip artikel indomiliter.com peralatan baru yang dimaksud berupa Torpedo Countermeasure System (TCMS) di KRI Nagapasa 403. Saat ini masih belum diketahui, apakah dua kapal selam yang lain (Ardadedali dan Alugoro) juga sudah/akan dipasangi perangkat TCMS juga.

Artikel indomiliter.com menyebutkan jika TCMS di KRI Nagapasa bisa menembakkan amunisi jenis Mobile Acoustic Jammer (MAJ) dan Mobile Acoustic Decoy (MAD) yang berfungsi sebagai self defence atau sarana pertahanan diri dalam menghadapi serangan torpedo lawan. Sementara produk torpedo jammer dan decoy yang akan digunakan TNI AL adalah ZOKA-Acoustic Torpedo Countermeasure buatan Aselsan, manufaktur asal Turki.

Quote:


Sebagai tambahan informasi, batch Pertama Chang Bogo Class yang dipesan Indonesia ada 3 unit yang disebut sebagai Nagapasa Class yang terdiri dari KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404 dan KRI Alugoro-405. Kapal pertama dibangun tanggal 21 Desember 2011 serta diluncurkan pada tanggal 24 Maret 2016, kapal mulai bertugas tanggal 2 Agustus 2017. Sementara kapal kedua dibangun pada tanggal 21 Desember 2011 serta diluncurkan pada 24 Oktober 2016 dan mulai bertugas pada tanggal 25 April 2018.

Kapal selam ketiga dibangun bersamaan dengan kedua kapal sebelumnya yakni tanggal 22 Desember 2011 dan diluncurkan pada tanggal 11 April 2019. Kapal selam ini dirakit di Indonesia oleh PT PAL, kemudian menjalani serangkaian uji coba sepanjang tahun 2019-2020. Kapal ketiga diserahkan pada TNI AL tanggal 15 Januari 2021, bertepatan dengan Hari Dharma Samudera.

Kapal selam Nagapasa Class memiliki panjang 61.3 m, lebar 6.3 m serta draft (tinggi) 5.5 m dengan bobot 1.400 ton. Kapal ditenagai oleh 4 mesin diesel MTU12 V493 yang mampu mengeluarkan tenaga maksimal mencapai 5.000 shp. Kapal selam mampu menyelam dengan kecepatan 21 knot (38 km/jam), saat berada di permukaan kecepatannya 11 knot (20 km/jam). Sedangkan kemampuan jelajahnya mencapai 19.000 km.

Menurut pihak DSME kapal mampu melaut sampai 50 hari serta bisa menampung 40 personel, sudah termasuk kru dan pasukan khusus, untuk kemampuan menyelamnya maksimal sampai 500 m sewaktu dilakukan uji coba. Kelas Nagapasa dirancang untuk masa pakai 30 tahun, memiliki bobot 1.460 ton saat muncul di permukaan air dan 1.596 ton saat melakukan penyelaman di bawah permukaan air.


----------



Referensi Tulisan: CNBC Indonesia, indomiliter.com&
Sumer Foto: sudah tertera di atas

Diubah oleh si.matamalaikat 23-11-2022 06:14
provocator3301
anggrekbulan
gabener.edan
gabener.edan dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.3K
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.