sangdewikantiAvatar border
TS
sangdewikanti
Patung Lodaya Karya Maestro Nyoman Nuarta Jadi Simbol Toleransi dan Pluralisme
Patung Lodaya Karya Maestro Nyoman Nuarta Jadi Simbol Toleransi dan Pluralisme di Kabupaten Kuningan

RIAN NUGRAHA

Minggu, 16 Oktober 2022 - 08:09:35



Peresmian Patung Lodaya karya Maestro Nyoman Nuarta dalam peringatan Milangkala Pupuha Pangeran Djatikusumah yang ke 93 tahun, Sabtu (15/10/2022). (Foto: Istimewa).

JABARNEWS | KUNINGAN – Masyarakat Adat Karuhun Urang (Akur) Sunda Wiwitan menerima cinderamata berupa Patung Lodaya sebagai karya terbaik Maestro pematung kelas dunia I Nyoman Nuarta.

Cinderamata tersebut juga merupakan tanda terimakasih dalam peringatan Milangkala Pupuha Pangeran Djatikusumah yang ke 93 tahun, Sabtu (15/10/2022).

Perwakilan Keluarga AKUR Sunda Wiwitan Dewi Kanti mengatakan, dalam kegiatan ini mengusung tema Bali ke Sunda.

“Selain kolaborasi budaya, kita juga memiliki akar sejarah dan kebudayaan yang sama,” kata Dewi Kanti.

Dia memaknai bahwa Sunda bukan hanya etnis semata, tapi mengandung unsur filosopi yang memberikan perdamaian dan nilai kemanusian. “Itulah yang mendasari manusia untuk tidak melupakan jati dirinya sebagai manusia dan sebagai bangsa,” ujar Dewi.

Berkaitan dengan kebudayaan, Dewi melihat bahwa perempuan merupakan pewaris dan pemelihara pengetahuan. “Kami di Sunda Wiwitan memaknai bahwa pesan dari leluhur itu sangat visioner karena tidak membedakan laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.

“Kebudayaan menjadi magnet pemersatu karena menemukan titik temu, berangkat dari nilai kebersamaan itu,” tambahnya.

Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) Nia Sjarifudin mengatakan, keberagaman budaya menjadi kekuatan bangsa kita dan itu menjadi jati diri bangsa.

“Sunda Wiwitan seringkali mendapatkan tindakan diskriminasi, tapi kenapa Paseban masih terus bertahan. Salah satunya karena memiliki akar budaya yang kuat,” kata Nia.

Nia menyampaikan, dari Sunda Wiwitan kita belajar kesundaan sikap kemanusiaan serta solidaritasnya yang tinggi.

“Ketika ada kasus Ahmadiyah di Cigugur, Sunda Wiwitan tidak tinggal diam, sehingga ada saling solidaritas antar sesama. Budaya dapat menjadi pengikat keberagaman agama, budaya, bahasa, dan kepercayaan,” tuturnya.

Sementara itu, Aktivis Muda Ahmadiyah Usama Ahmad Rizal menjelaskan, bahwa heterogenitas Indonesia patut disyukuri karena mencerminkan kekayaan budaya bangsa.

“Keragaman itu harus harus dirawat agar menjadi kekuatan. Jika tidak, maka kekayaan tersebut akan berubah menjadi ancaman bagi bangsa,” kata Rizal.

Menurut Rizal, DNA orang Indonesia memiliki budaya toleran. Karena itu, menurut dia, nilai-nilai toleransi harus tumbuh dalam masyarakat.

“Kabupaten Kuningan memiliki keragaman budaya dan agama. Oleh karena itu kita berharap, keragaman itu dikelola secara baik sehingga memunculkan sikap solidaritas yang bisa berdampak positif bagi masyarakat,” paparnya.

Bupati Kuningan Acep Purnama yang hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan.

“Saya atas nama pemerintah daerah menyambut baik atas ide, inovasi, gagasan dengan adanya kegiatan ini yaitu selesainya bangunan Patung Maung Lodaya hasil karya maestro Nyoman Nuarta yang sudah mendunia namanya, ini mungkin salah satu bagian cerminan lodaya dalam segala hal maka dari itu marilah kita sikapi bahwa kegiatan hari ini dari sisi nilai-nilai positif kita anak bangsa,” tutupnya. (Red)

https://www.jabarnews.com/daerah/pat...en-kuningan/4/

Semoga nggak diprotes seperti tugu curug goong beberapa waktu lalu







nurade247
LordFaries4.0
nomorelies
nomorelies dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.2K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.7KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.