Jakarta - Beredar video syur seorang perempuan mengenakan kebaya merah di media sosial. Video ini telah disebarkan ratusan kali menggunakan aplikasi percakapan. Hal ini membuat pihak berwajib merasa kesulitan dalam mencari penyebar pertama video porno tersebut.

"Sudah agak susah itu untuk mencari penyebar pertama karena sudah banyak yang diteruskan. Sudah tangan ke 300 atau 400 orang. Itu yang agak susah," ujar Kepala Sub Direktorat (Subdit) V Tindak Pidana (Tipid) Siber Polda Bali AKBP Nanang Prihasmoko.

Semakin viralnya video tersebut membuat tak sedikit warganet meminta link video syur kebaya merah di media sosial. Terkait hal itu, dr Boyke mewanti-wanti video porno dapat menyebabkan kecanduan.

Pakar seks dr Boyke Dian Nugraha menyebut kecanduan terhadap video porno ini terjadi karena adanya rasa penasaran dan hormon kebahagiaan yang meningkat ketika menonton video tersebut. Hal inilah yang membuat seseorang akan semakin sering mengakses video porno.

"Biasanya ketika kita nonton video itu, muncul rasa jijik namun perasaan jijik itu ditutupi oleh satu sistem di tubuh yang bikin kita tenang dan happy tapi sayangnya hormon kebahagiaan itu jeleknya buat kita ketagihan akibatnya dari liat video porno itu mungkin cuma sekali setahun jadi pengen liat lagi langsung naik jadi sebulan sekali atau bahkan setiap hari," ujar r Boyke saat dihubungi detikcom, Jumat (4/11/2022).

Ciri-ciri Kecanduan Pornografi

Ada beberapa hal yang terlihat yang menunjukkan ciri-ciri dari orang yang telah kecanduan menonton video porno seperti kurangnya konsentrasi dan sulit untuk fokus.

"Kalau dia remaja atau orang dewasa bisa dilihat konsentrasinya kurang, kemudian mudah gugup. Saya beberapa kali menangani pasien itu ngerasa rendah diri, adanya rasa bersalah atau rasa malu," kata dr Boyke.

Dampak Kecanduan Pornografi

dr Boyke membeberkan dampak dari kecanduan pornografi dapat mengganggu aktivitas keseharian mereka karena akan membuka video porno bahkan ketika sedang kerja. Lebih lanjut, ia juga menyebut dampak lainnya dari menonton video syur ini adalah suami-istri yang tidak melakukan hubungan seks.

"Banyak banget ditemukan dan dokter juga sering menangani, mereka tidak suka lagi hubungan seks suami-istri," ungkapnya.

"Itu namanya kecanduan. Kecanduan pornografi, langsung kecanduan onani, langsung hubungan suami istrinya retak, itu banyak aku tangani," lanjut dr Boyke.

Jika kondisi ini dialami remaja, muncul kemungkinan akan muncul seks bebas karena rasa penasaran yang tinggi yang menyebabkan memungkinkan terjadinya penyakit menular seksual.

Terkait Video Viral Kebaya Merah Apakah Itu Fetish?

Beberapa warganet mengaitkan kebaya merah dengan suatu fetish tertentu. Menanggapi hal itu, dr Boyke mengaku beberapa orang memiliki fetish terhadap kebaya.

"Memang beberapa orang fetish dengan kain kebaya karena kebaya yg pas di badan, pada orang-orang tertentu membuat kelihatan seksi bahkan saat berhubungan seks kebayanya tidak dilepas," ucap dr Boyke.


Baca artikel detikHealth, "Kata dr Boyke Soal 'Kebaya Merah', Dampak Pornografi hingga Kemungkinan Fetish" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6388836/kata-dr-boyke-soal-kebaya-merah-dampak-pornografi-hingga-kemungkinan-fetish.



------------------------

Terlepas dari kemungkinan fetish sebagaimana pendapat dari dr. Boyke, Kasus  "Kebaya Merah" ini memberikan informasi cukup menarik untuk mengidentifikasi Hidden deep desire (Shadow) dari masyarakat Indonesia. Kebaya ini sudah memenuhi dua kriteria:

1.  Shadow Feminin / Sensualitas = cewek merasa bergairah, mempesona, dan sensual untuk  dilihat laki-laki ketika memakai kebaya. 

2. Shadow Maskulin / Seksualitas = cowok merasa tertarik baik secara pandangan mata maupun secara seksual dengan cewek yang berkebaya terutama dengan warna "Merah".

Mengembangkan budaya dengan basis Shadow ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan hanaya mengandalkan panca indera sebagaimana dilakukan oleh seniman dan desainer Perancis dan Italia zaman dulu. 

Semoga pemerintah segera mendaftarkan Kebaya ini ke UNESCO agar secara massif bisa dikomersilkan ke seluruh Indonesia.