RifanNazhifAvatar border
TS
RifanNazhif
Srikandi Lembah Tengkorak


Prolog 

(Bagian Pertama)

100 tahun setelah Masehi.

Pasar itu mulai ramai. Debu berkumpul. Telah lima bulan Kampung Bumi dipanggang kemarau. Kering dan rapuh. Wajah-wajah menahan dahaga menunggu si mbah menuangkan air berwarna merah di pojok los  ikan, berbaur  amis kental.

Masing-masing orang sibuk membicarakan paceklik. Lumbung yang biasa bertimbun hasil panen, saat itu surut sesurut-surutnya. Tapi tentu saja belum bisa  menyurutkan niat orang berkunjung ke ke pasar, kendati mereka hanya ongkang-ongkang kaki di kedai kopi.

Tiba-tiba  cuaca dari arah  utara  berkabut. Orang di pasar saling bersitatap. Bingung. Apakah akan ada badai hujan? Para pedagang bergegas merapikan dagangan.

Tapi ketika dilihat lebih dekat, ternyata kabut itu berasal dari derap kaki belasan kuda yang menghempaskan debu. Seorang lelaki berkepala plontos berada di depan. Dia biasa dipanggil Barong. Tubuhnya penuh bekas sayatan benda tajam. Itu merupakan pertanda dia kerap bertarung. Matanya  yang buta sebelah karena terkena panah, semakin membuktikan dia melulu di medan laga.

Dia berumur sekitar empat puluh tahun, memiliki ilmu tenaga dalam tiada tanding. Pantas saja dia dipercayakan Raja Gorga sebagai komandan pasukan pengacau.
Seorang lelaki berwajah tirus, memacu kuda satu setengah meter di sebelah kirinya. Penampilan orang itu berbanding terbalik dengan Barong yang sangar. Dia bertelanjang dada. Rusuknya bertonjolan karena  kurus. Dia tampak bukan seorang petarung.

Namun orang yang menganggapnya bukan petarung, pastilah salah besar. Lelaki itu Soma. Pemilik tenaga dalam hebat bernama sapu jagat. Bila dia sedang mempergunakannya, tak ayal, tubuh musuh bisa terlempar puluhan kaki. Dia juga memiliki aji godam. Dia bisa memukul musuhnya hingga tubuhnya hancur seperti dihantam godam.

Belasan lelaki berwajah bengis itu berasal dari Negeri Langit di puncak Gunung Kayangan yang sangat tinggi. Mereka kelompok perampok yang menjadi momok siapa saja. Menyebut sebaris nama kelompok itu membuat orang ngeri; si Topeng Merah. Mereka selalu mengenakan topeng merah saat menjalankan aksinya. Tapi sebenarnya, mereka bukan murni mengenakan  topeng, hanya semacam cadar yang menyembunyikan senyum bengis.

Seorang lelaki tua kemudian berlari menuju pasar sambil berteriak kesetanan, "Topeng Merah datang! Topeng Merah! Ayo, semua lari!" Para pedagang dan pengunjung pasar berhamburan serupa laron. Mereka akhirnya hanya dapat mematung. Pasukan Topeng Merah sudah berhasil mengepung.

Kecuali Barong dan Soma, seluruh Pasukan Topeng Merah turun dari atas kuda. Mereka menjarah ke setiap lapak. Apa saja mereka bawa. Bahkan tiga keranjang kabau lagsung mereka angkut. Konon Barong senang menikmati makanan bau itu. Meski sebenarnya bukan hanya menikmati. Tapi dia juga ingin memperdalam ajian pamungkasnya; si Mulut Naga. Agar bau mulutnya semakin kentara ketika mengaumkan amuk. Satu kampung bisa pingsan bila dia mengeluarkan ilmu pamungkas itu.

Perlahan Barong melompat perlahan ke dekat lapak kain. Dia melihat seorang perempuan nan cantik juga seksi. Baginya, percuma berhasil merampok harta kalau tidak berhasil merampok perempuan yang cantik. Jika teman-temannya hobi mengoleksi mata cincin, akan hal Barong lebih senang mengoleksi perempuan. Terkadang dia membarternya dengan beruncang keping emas dengan Raja Gorga, bila si raja suka.

“Berhenti! Jangan ganggu istriku.” Sebuah bentakan menghentikan pergerakan Barong.

(Bersambung ke cerita selanjutnya)
Diubah oleh RifanNazhif 04-05-2020 04:21
nona212
tet762
provocator3301
provocator3301 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
8.3K
95
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.