Selamat malam agan dan sista.
Ijinkan saya sedikit menuliskan pandangan saya terhadap apa yang terjadi dengan ucup.

Mungkin kalian semua para kaskuser tau bagaimana kisah ini sudah terjadi lama dan menjadi bahasan yang banyak menarik opini, komentar bahkan sampai aksi untuk membantu ucup.

Kisah hidup ini dimulai sudah cukup lama, mulai dari tulisan-tulisan ucup untuk melanjutkan hidup dengan cara yang bisa dibilang cukup membuat hati pilu. Dia hidup dengan segala keterbatasannya bahkan bisa dibilang menggembel. Hanya dengan beberapa potong baju, uang beberapa ribu rupiah dan luntang-lantung kesana kemari.

Jika membayangkan posisi kita di posisi ucup, maka cukup sedih sih rasanya. Bagiamana bisa bertahan hidup dengan kondisi itu.

Lalu kisah berlanjut dengan beberapa orang yang memberikan simpati dan bantuan kepada ucup. Mulai dari handphone, pekerjaan dan lainnya.

Kisah semakin kompleks ketika ucup seakan-akan tidak mengindahkan banyak bantuan dari orang-orang. Sudah dibantu nyari pekerjaan namun tidak diambil atau ditinggalkan.

Okelah, kalian tau bagaimana kisah-kisah sesungguhnya dan berbagai kontroversi di dalam kisah ucup.

Namun pandangan saya adalah sebagai berikut:


" Saya pernah berada di posisi ucup "

" Saya pernah mengalami kondisi yang menyedihkan seperti ucup "

Oke, saya bukan orang yang datang dari ketidak-adaan.
Saya sudah lulus dari universitas dengan gelar sarjana. Sudah bekerja namun pada saat itu, saya selesai kontrak dengan salah satu perusahaan. Lalu memilih untuk pulang ke Bandung.
Tabungan lebih dari cukup untuk hidup sehari - hari. Ekonomi pada saat itu bisa dibilang baik-baik saja.

Lalu datang lah masalah yang membuat hidup saya berubah drastis.

" Ayah saya meninggal dan terjadi konflik serta kesedihan yang luar biasa di dalam keluarga saya ".

Ayah saya seorang pekerja keras serta berjuang untuk memelihara anak-anaknya dan menyekolahkan anak-anak. Tidak ada riwayat penyakit berat yang kami ketahui. Penyakit yang beberapa kali ganguan lambung. Itupun masih bisa diatasi dengan teratur makan dan obat-obatan yang cukup dari dokter umum saja.

Jelas, meninggalnya ayah membuat trauma kesedihan yang luar biasa.

Saya kehilangan semangat, bersedih, menangis, mengurung diri, menarik dir dari semua kehidupan sosial dan tidak mempunyai semangat untuk mencari pekerjaan baru

Betul, saya depresi, bahkan sudah masuk depresi berat

Ya saya depresi berat ditandai dengan gejala-gejala depresi ditambah dengan keinginan untuk bunuh diri.. begitu penjelasan psikiater saat itu

Sekitar 1 tahun saya hidup luntang-lantung, mengurung diri di kamar kontrakan, tidak berteman, selalu sendiri dan menghindari ajakan untuk bertemu dengan orang -orang yang saya kenal.

Saya hidup lebih banyak pada malam hari, menghabiskan malam di warnet dengan mengambil paket malam. Pulang ke kontrakan sekitar jam 8 pagi lalu tidur sampai jam 7 malam. Kadang saya tidak makan seharian, cukup minum air untuk menahan rasa lapar.

Saya berusaha untuk tidur karena tidur adalah pilihan terbaik. Otak saya tidak berpikir, otak saya tidak bersedih, otak saya tidak stress. Ya, tidur adalah kondisi terbaik bagi saya.

Apakah ada yang peduli dengan hidup saya?

Banyak, sangat banyak..mulai dari keluarga, teman SMA, teman kuliah sampai teman-teman yang dulu pernah bersama dengan saya

Lalu, apa itu membantu?

ya, tapi bukan menjadi solusi

Saya tau bahwa ada sesuatu yang salah bahkan salah besar dalam hidup ane , dalam pikiran ane. Tidak seharusnya saya begini, melihat latar belakang pendidikan dan riwayat pekerjaan saya.

saya sadar tapi saya tidak mampu menolong diri saya sendiri

Lalu saya merenung, berdoa dan memohon petunjuk dari Tuhan Yang Maha Pengasih.

Hasil dari perenungan dan pencerahan adalah saya harus berobat ke psikiater

Berusahalah saya mencari psikiater, saya pergi ke psikiater praktek pribadi karena saya tidak berani ke Rumah Sakit. Ada rasa ketakutan untuk bertemu orang banyak, ada rasa malu jika nanti di sana bertemu dengan orang yang saya kenal. Karena pada saat itu saya benar-benar hancur, penampilan juga urakan tidak terawat.

psikiater mengatakan kalau saya depresi berat dan harus minum obat serta mengikuti terapi ( Cognitive Behavioral Therapy

Saya mulai minum obat anti depresan dengan teratur dan memulai cognititive behavioral therapy.

Saya diminta untuk memulai perubahan di dalam hidup saya. Tidak langsung diminta untuk mencari pekerjaan. Perubahan hidup yang sederhana, mulai dari bangun pagi, berdoa di pagi hari, mandi pagi, makan pagi dan melakukan aktivitas yang bermanfaat sepanjang hari.

Mencoba untuk tidak mengurung diri di kamar, mulai berbicara kepada orang-orang walaupun orang yang tidak dikenal.

Lalu membuka diri dengan teman-teman.
Setelah mulai sedikit keluar dari rasa takut dan khawatir.

Saya di motivasi untuk bekerja, bekerja yang sederhana saja dulu. Setidaknya ada aktivitas rutin yang produktif dan bermanfaat.

Saya mengikuti program itu dan akhirnya bisa lepas dari depresi berat.

Kembali berkumpul dengan keluarga.
Kembali berkomunikasi dengan teman-teman yang dulu saya kenal.

Dan saya bersyukur, saya diterima dengan baik tanpa pernah membahas kondisi masa lalu saya.

Bagaimana dengan Ucup?

Menurut saya pada saat ini, ucup berada di posisi antara denial ( menyangkal ) ada sesuatu yang salah dengan dirinya lalu akan berubah menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya ( insight off ilness ).

Melihat beberapa tulisannya, dia sadar bahwa ada yang salah dengan dirinya.
Ini poin penting dan pintu masuk untuk merubah hidup.

Dia butuh bantuan.
Jelas dia butuh bantuan orang profesional untuk permasalahan ini.

Buat ucup...

beranilah melangkah merubah diri, tidak perlu perubahan signifikan, mulailah dari hal-hal kecil

Cup, gua pernah ada di posisi lu
Sakit cup
Sakit banget rasanya pada saat itu.

Orang yang tidak pernah merasakan tidak tau itu sangat menyakitkan.
Air mata ini tak terasa menetes mengingat bagaimana dulu sakitnya hidup saya.

berubah cup, ternyata hidup ini indah jika kita berjuang

Salam