Sumber Gambar

Ada kalimat yang berkata bahwa buku jendela dunia. Ya, hal ini karena lembaran demi lembaran kertas ini memiliki banyak hal yang bisa kita pelajari di dalamnya. Sehingga hasilnya, kita menjadi tahu banyak mengenai dunia itu. Dengan bukulah pikiran kita tentang dunia yang luas semakin terbuka dan wawasan kita semakin bertambah.

Tidak ada salahnya mengeluarkan uang demi buku, karena jika memang kita serius maka nantinya akan ada insight baru yang datang kepada kita. Dan memberikan ilmu yang mungkin tidak pernah kita dapat di sekolah atau di lingkungan sekitar. Salah satu toko buku legendaris yang ada di Indonesia adalah Toko Buku Gunung Agung.

Kenapa TS sebut legendaris, karena Toko Buku Gunung Agung adalah toko buku yang berdiri sejak 1953 dan kini berusia 70 tahun. Dipelopori oleh Tjio Wie Tay yang membeli rumah sitaan di kawasan Kwitang Jakarta Pusat, kemudian datanglah Haji Masagung yang lantas mendirikan toko buku di rumah tersebut dengan nama Firma Gunung Agung.


Sumber Gambar

Tapi kabar terbaru, kini Toko Buku Gunung Agung akan segera tutup. Berita penutupan toko buku ini sebenarnya sudah lama dan menimbulkan pertanyaan, sebenarnya apa yang menyebabkan toko buku ini memutuskan tutup? Ada lime penyebab antara lain:

1. Perubahan Kebiasaan Membaca

Kini anak muda sudah terlalu banyak menggunakan sosial media dan menikmati konten-konten memalui smartphone dan juga gadget lainnya. Sehingga minat membaca pun akhirnya menurun. Sehingga boro-boro mau beli buku, membukanya saja enggan mungkin.

2. COVID-19

Jika bicara soal pandemi, sudah pasti semuanya terdampak. Begitu juga dengan toko buku. Kita tahu bagaimana sepinya toko buku karena kurangnya minat membaca. Kini ditambah pandemi, makin sepi saja yang berkunjung ke toko buku.

3. Peralihan ke Format Digital

Di era yang serba digital ini, keberadaan e-book kerap menjadi pilihan dalam membaca dikarenakan lebih praktis. Apalagi ditambah pandemi, penggunaan e-book mungkin meningkat. Sehingga ketertarikan orang dengan buku fisik bisa jadi berkurang.

4. Biasa Sewa dan Operasional

Kita tahu sendiri, menjalankan bisnis toko buku jelas butuh biaya. Mulai dari biaya sewa toko, kebutuhan seperti listrik dan lainnya yang kian meningkat. Belum lagi gaji karyawan. Semua itu tidak diimbangi dengan penjualan yang stabil dan malah menurun.

5. Persaingan Dengan Toko Online

Sekali pun ingin membeli buku fisik, kebanyakan orang pasti tidak mau ribet dan membeli melalui toko online. Apalagi banyak toko online yang memberikan promo yang membuat harga semakin kompetitif. Belum lagi menghadapi buku-buku bajakan yang masih beredar.


[URL=https://www.akuraS E N S O Rtrend/amp/1302926339/bakal-tutup-selamanya-ini-sejarah-dan-perjalanan-toko-gunung-agung]Sumber Gambar[/URL]

Menjelang hari penutupannya, Toko Gunung Agung di Kwitang diserbu banyak warga. Banyak yang ingin datang ke toko ini sekali lagi sebelum benar-benar tutup untuk selamanya. Bahkan warga yang datang sudah sampai dan menunggu sebelum toko ini buka demi bisa masuk paling pertama.

Salah satu penyebabnya adalah karena Toko Buku Gunung Agung melakukan cuci gudang hingga 31 Agustus kemarin. Namun jika dalam tanggal segitu stok buku masih belum habis, maka kegiatan cuci gudang ini akan terus dilanjutkan hingga semua produk benar-benar terjual. Cuci gudang ini sendiri memiliki ketentuan beli 1 gratis 3, jadi setiap membayar satu buku maka pembeli akan membawa pulang empat.


Sumber Gambar

Ya, keberadaan Toko Buku Gunung Agung sebentar lagi akan menjadi legenda yang dikenang banyak pecinta buku Tanah Air. TS sendiri terakhir kali datang ke sini sekitar 2018/2019, di cabang Margo City. Entah masih ada atau tidak.



Kalian apakah pernah datang ke sini? 

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi