ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Uang Gaib – KUNCEN


“Soleh, cepat kamu keluar kamar terus tutup pintunya. Jangan dibuka sampai pagi.”

Sudah tengah malam saat aku mendapat panggilan tiba-tiba dari ayah yang sudah sebulan tak ada kabar. Aku yang baru terbangun dari tidur singkat tak yakin dengan apa yang kudengar jadi aku meminta penjelasan singkat.

”Nanti di kamarmu bakal ada uang jatuh.”

Entah apa yang dia katakan. Mungkin dia sudah gila. Namun, suara ayah yang benar-benar serius membuatku sedikit takut. Akhirnya aku pun segera beranjak dari kamarku dan pindah ke ruang depan.

Suasana rumah yang hening dan dingin membuatku merinding. Berkali-kali aku melirik pintu kamar yang entah mengapa terasa angker. Uang akan jatuh? Gimana caranya? Pertanyaan itu terus berlalu-lalang dalam kepalaku sampai akhirnya kantuk menarikku ke alam mimpi.

Aku terbangun akibat panggilan masuk berulang-ulang dari ayah yang memintaku segera mengecek kamar. Aku tak bisa menyingkirkan perasaan takut dan gemetar di tanganku. Rasanya kalau aku membuka pintu ini, aku tak akan bisa kembali lagi.

Namun saat aku membukanya, ketakutan itu digantikan oleh perasaan yang begitu liar.
Uang. Tumpukan uang tunai yang bahkan tak pernah kumiliki dalam mimpi tergeletak begitu saja di atas kasur. Kucoba menyentuhnya dan tiap lembar terasa begitu nyata.

“Ingat Soleh, uang itu jangan dibawa keluar dulu. Uang itu masih harus dibersihkan. Jangan dibawa keluar kamar.”

Bayangkan, uang sebanyak ini tapi tak bisa digunakan untuk apa-apa. Meski demikian, apalah artinya sedikit waktu ekstra jika dibandingkan uang yang mungkin bisa membeli rumah secara cash?

Sejak saat itu rumah terasa begitu berbeda. Rasanya seperti ada sesuatu (atau seseorang?) yang terus bergerak-gerak ke sana kemari. Terkadang aku mendengar engsel pintu kamarku bergerak sendiri tanpa ada yang menyentuh. Semua uang itu tersimpan di sana dan aku sudah tak tidur di kamar itu lagi. aku mencoba mengabaikannya karena aku tahu lebih baik jika aku tak berurusan dengan ‘mereka.’ Biarlah itu menjadi urusan ayah.

Beberapa hari kemudian ayah menghubungi lagi. Kali ini dia meminta kiriman uang karena untuk membersihkan uang itu. Jumlahnya tak bisa dibilang kecil, tetapi tetap tak ada apa-apanya bila dibanding semua uang di kamar itu. Aku pun langsung mentransfer uang tabunganku ke ayah.

Malam itu aku bisa mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar. Sepertinya ada beberapa orang yang tengah berbicara dengan bahasa yang tak kutahu. Siapa itu? Aku tak berani membuka pintu.

Seminggu kemudian ayah meminta kiriman uang lagi. Kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya. Katanya sih untuk membersihkan uang itu lagi. Aneh, memangnya perlu berapa kali pembersihan agar uangnya bisa digunakan? Saat aku menanyakan itu, ayah sendiri bilang tidak tahu. Rupanya ada seorang dukun yang melakukan semua ritual, ayah hanya menyediakan dana dan mendapat hasilnya.

Di situ aku mulai ragu. Uang yang ayah minta terlalu banyak, aku tak punya sebanyak itu. Kalau saja uang di kamar bisa digunakan ….

Aku membuka kembali pintu kamar itu. Uangnya masih bertumpuk di sana, sama merah dan bersihnya seperti yang pertama kulihat. Pelan-pelan aku masuk dan menyentuhnya. Uang itu terasa begitu nyata, sama sekali tak berbeda dengan uang asli. Bahkan nomor serinya berbeda-beda. Kenapa uang ini tak bisa dipakai?

Tanpa sadar aku sudah menggenggam dan membawa beberapa lembar ke luar kamar. Ajaib, semua uang itu langsung berubah menjadi daun. Secara refleks aku melempar semuanya kembali ke kamar dan daun-daun itu kembali menjadi uang.

Seluruh tubuhku mendadak membatu. Uang sebanyak itu tapi sama sekali tak bisa keluar dari kamar. Gunungan uang ini sungguh menggoda, siapa yang bisa menolak jika uang sebanyak ini ada di depan mata? Dengan ini hidupku bisa berubah seratus delapan puluh derajat. Bagaimanapun caranya aku harus mengeluarkan uang ini.

Akhirnya aku pun menghubungi semua kenalanku dan meminjam uang. Aku berjanji akan mengembalikan hutang secepat-cepatnya. Saat uangnya terkumpul aku mengirimkannya pada ayah dan malam itu juga pembersihan pun dilakukan.

Malam itu aku sama sekali tidak tidur. Aku duduk di depan kamar dan mendengar tawa dan gumaman dari entah apa yang ada di dalam sana. Aku mendengar sesuatu yang berat terjatuh, pasti jumlah uang di dalam sana bertambah.

Benar saja, uangnya semakin banyak saat aku membuka kamar esok paginya. Aku mengambil uang itu dan membawanya ke luar ….

Uang itu tetap menjadi daun.

Ayah bilang perlu tiga kali pembersihan agar uangnya bisa digunakan. Satu kali lagi … dan kali ini uang yang dibutuhkan jauh lebih besar.

Kujual motor, kugadaikan rumah, kujual semua yang bisa dijual. Biar saja orang-orang menganggapku gila. Mereka yang akan gila saat melihat jumlah uang yang ada di kamar ini. Mobil, rumah bertingkat, semua bisa kudapatkan setelah ini. Hanya tinggal satu kali lagi ….

Malam itu aku menunggu detik demi detik. Suara tawa dan gumam dari dalam kamar menjadi lebih keras dan banyak. Rasanya malam itu berlangsung begitu lamban dan panjang. Aku benar-benar tak sabar untuk menggenggam uang itu, tapi ayah melarangku memasuki kamar sebelum matahari terbit. Aku benar-benar gelisah. Yang ada di pikiranku cuma uang, uang, dan uang.

Aku terus menunggu sampai suara mereka menghilang dan saat suara mereka hilang aku langsung membuka pintu tanpa menunggu sedetik pun.

Namun, ‘mereka’ masih di dalam sana.
Dan kemudian, semua gelap.

***

“Eh, Neng, tahu nggak si Soleh?”

“Kenapa Bu?”

“Itu … tadi Bu Susi gedor-gedor rumahnya buat nagih hutang. Karena udah berhari-hari nggak dijawab akhirnya Bu Susi nekat nyuruh suaminya yang polisi buat jebol rumah si Soleh. Tahu nggak si Soleh lagi ngapain? Dia di kamarnya lagi ngelus-ngelus daun, ngomong sendiri. Kayaknya udah gila tuh anak.”

“Daun? Daun kok dielus-elus? Mending kalo duit.”

“Iya. Trus Bu Susi nelpon rumah sakit jiwa. Bu Susi juga nyoba hubungin bapaknya si Soleh tapi nggak diangkat-angkat. Denger-denger nih ya, si Soleh gadain rumah sama jual motor. Sekarang gimana nasib tuh rumah? Emang cicilan bisa dibayar pake daun?”

Dan keduanya pun tertawa.

--END--
Diubah oleh ih.sul 15-09-2023 06:07
penguin404
jeroenjeo
rinandya
rinandya dan 15 lainnya memberi reputasi
16
946
64
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.