harrywjyyAvatar border
TS
harrywjyy
Asal-usul Dara Si Kuntilanak Hamil - KUNCEN


Quote:




Di malam yang sepi itu, sebuah sepeda motor melaju dengan kecepatan sedang kemudian berhenti di tepi jalan yang dekat dengan sebuah kolam ikan. Seorang wanita hamil turun dari boncengan dengan mata yang sembab karena air mata. Ia menatap laki-laki yang memboncengnya sejak tadi. Wajahnya marah dan sedikit menahan tangis.

“Balikin semuanya!” ucap wanita dengan panjang rambut sepunggung itu yang bernama Dara.

Laki-laki itu melepas helm dan membantingnya ke tanah. Ia turun dari motor dan menatap Dara sinis. “Enggak, gak segampang itu!”

“Aku beliin kamu motor pake uang tabunganku supaya kamu tuh bisa kerja! Bukan malah jalan sama perempuan lain!” bentak Dara sambil mengelus perutnya.

“Iya, aku cari kerja nanti! Aku juga lagi usaha!” Laki-laki itu lalu berjalan mendekat ke kolam ikan atau biasa disebut empang oleh warga desa.

“Gak perlu! Aku udah gak percaya lagi, tabungan hasil kerjaku sudah hampir habis gara-gara kamu. Tapi kamu gak kunjung kerja dan gak kunjung membuahkan hasil! Sekarang buat biaya bersalin aku pun pas-pasan! Sekarang aku mau kamu ganti semua yang aku kasih dan kita lebih baik pisah aja!” kata Dara menjelaskan.

“Oke kalau aku kamu mau pisah.” Laki-laki itu berbalik dan menghadap Dara. “Tapi jangan harap semua barang termasuk motor yang udah kamu kasih aku balikin lagi, semua sudah jadi punya aku!”

“Apa?! Kamu beneran lebih pilih dia?” Dara kaget. Tiba-tiba ia merasakan sakit pada perutnya. “Akkh! Perutku sakit lagi!” Ia mulai meringis sambil memegangi perutnya.

“Bodo amat, urus aja sendiri!” Laki-laki itu kemudian berjalan meninggalkan Dara.

“Tunggu!” Dara memegang tangan suaminya itu sambil menahan sakit. “Anterin aku ke Bidan Irna dulu!”

“Urus sendiri ah!” Sang suami berusaha melepaskan genggaman tangan Dara.

“Tolong! Jangan tinggalin aku di sini! Akkh! Aku sakit!” Dara semakin tak tahan merasakan sakit di perutnya.

“Aku gak peduli!” Laki-laki itu kemudian melepas paksa tangannya dan mendorong Dara.

Dara yang sedang lemah itu pun terdorong ke arah kolam ikan. Badan lemasnya jatuh dan tercebur ke kolam ikan dan bertemu dengan dinginnya air malam itu. “Akkh!! Riyan!” Dara berusaha agar tidak tenggelam. Ia berusaha naik ke darat akan tetapi tubuhnya cukup berat untuk bisa mengapung. Apalagi dia tidak bisa berenang. Hampir seluruh tubuh Dara sudah masuk ke air menyisakan kepalanya yang berusaha bertahan demi mengambil napas.

Suaminya panik, akan tetapi tidak bisa menolong lantaran ia pun tak bisa berenang. Karena tidak tahu harus berbuat apa dan takut disalahkan. Sang suami langsung meninggalkan Dara di tempat kejadian. Dengan teganya ia tinggalkan sang istri dan melaju naik motor. Tubuh Dara bergerak tak beraturan dan berusaha keluar dari air. Tapi gerakannya itu malah membuat dirinya semakin tenggelam. Ditambah ia juga masih merasakan sakit di perutnya. Sampai akhirnya tubuh Dara benar-benar tenggelam di kolam ikan tersebut.

Keesokan harinya, seorang pria yang hendak memancing di area itu menemukan Dara sudah mengambang di kolam ikan dengan keadaan tidak bernyawa. Hal ini lantas memancing kerumunan warga lain yang kemudian berdatangan. Lokasi Dara tenggelam pun ramai didatangi orang. Selanjutnya, kepolisian datang untuk mengevakuasi jenazah Dara yang masih dalam keadaan hamil. Dara tewas dalam kondisi mengenaskan. Sedang hamil besar, patah hati karena diselingkuhi dan tabungannya habis dipakai oleh suaminya yang tidak mau kerja.

Setelah ditemukannya mayat Dara yang tenggelam di kolam ikan itu, dimulailah beberapa kejadian teror yang diduga merupakan arwah Dara yang penasaran. Penduduk desa mulai hidup dalam ketakutan, terutama saat malam hari. Di mana sosok Dara kerap kali mengganggu warga. Seperti yang dialami oleh salah satu warga desa, yang kisahnya menjadi kisah teror Dara paling menyeramkan.

***





Ya, bicara soal Dara berarti membicarakan soal desaku. Malam itu, aku dan beberapa orang teman memutuskan untuk begadang di salah satu rumah teman. Total ada 4 orang. Aku, Adi, Dito, dan Reza. Rumah yang menjadi lokasi kami adalah rumah Adi. Di mana di bagian depannya terdapat sebuah teras yang bisa dimanfaatkan untuk tempat kita kumpul.

Malam itu merupakan hari malam kedua sejak ditemukannya mayat Dara. Memang sudah ada desas-desus di desa soal arwah Dara yang gentayangan. Tapi saat itu kami masih belum terlalu mengganggapnya serius. Lagipula lokasi tempat kami begadang jauh dari kolam ikan tempat Dara ditemukan. Ternyata kami salah!

Rumah Adi sendiri posisinya berada persis di pinggir jalan desa. Jadi posisi kamu kumpul berada di luar yaitu di pelataran yang menghadap langsung ke jalan. Selama beberapa jam tidak ada gangguan apa-apa. Hingga lewat jam 11 malam, saat suasana makin sepi.

“To, bawah, To!” ucapku sambil bermain game online bersama ketiga temanku.

“Line bawah bersihin dulu itu, awas tower!” kata Adi berusaha mengarahkan kami supaya bermain dengan benar.

Sambil fokus melihat layar handphone yang miring, sesekali kami menghisap rokok yang sejak tadi menyala. Angin dingin berhembus dari arah jalan desa. Warung depan rumah Adi sudah tutup. Lampu rumah warga lainnya juga sudah gelap dan sepi. Hanya di rumah Adi saja ada aktivitas.

Kring Kring!

Suara bel sepeda berbunyi dari arah jalan. Terlihat salah satu warga desa berpeci hitam sedang mengayuh sepeda sambil memberi senyum ke kami yang sedang bermain. Game online. Kami pun membalas senyumannya. “Mari, Pak,” ucapku ramah.

Tiba-tiba bapak pengendara sepeda itu berhenti mendadak dan membanting sepedanya ke jalan. Sontak kami semua kaget dan melihat ke arahnya. Bapak-bapak itu tidak bicara apa-apa, ia langsung melepas sandal dan mengencangkan sarungnya, kemudian langsung lari terbirit-birit. Kami semua kebingungan, ada apa dengannya?

“Ngapa tuh?”

“Kenapa tuh, To?” Kami semua bertanya-tanya.

Dung indung kepala lindung

Hujan di udik, di sini mendung

Setelah bapak tadi kabur, terdengar suara wanita bernyanyi dari arah jalanan. Kami semua saling tatap dan mendengarkan secara seksama. Handphone dan game pun kami taruh di lantai. Aku menelan ludah. Suara siapa malam-malam begini? Sontak tubuhku terasa merinding. Udara juga mendadak dingin. Tidak ada satu pun dari kami yang berani menengok ke jalan.

Anak siapa pakai kerudung

Mata melirik, kaki kesandung

Pada akhirnya kami semua berdiri dan memberanikan diri menghadap ke jalanan. Mata kami melihat sesosok wanita hamil berjalan di tengah jalan desa dengan keadaan basah kuyup. Mukanya sudah sangat pucat dan ada bekas hitam di bawah matanya. Kakinya menapak di tanah tanpa alas kaki. Ekspresinya datar menatap kosong ke depan. Di kaki kakinya mengalir darah segar.

Saat kami berempat berdiri, sosok wanita itu menoleh ke arah kami dengan tatapan kosong. Kemudian berbicara dengan lirih: “Tolong anterin saya ke bidan Irna, perut saya sakit.”

Saat itu kami semua akhirnya tersadar kalau itu bukan manusia melainkan arwah gentayangan yang belakangan ini menjadi perbincangan warga. “Setaaan!!!” Kami semua lari terbirit-birit dan buru-buru masuk ke rumah Adi. Sementara arwah penasaran itu masih berdiri di tengah jalan sambil memperhatikan kami.

Ternyata masuk ke rumah Adi tidak menyelesaikan masalah sama sekali. Karena saat aku intip ke luar, arwah Dara kini malah berdiri di sana dan menatap ke rumah Adi. Kami baca doa sebisanya dan berharap Dara segera pergi dari sana.

Tolong saya, tolong saya

Suara Dara masih sesekali terdengar dari luar sana. Akan tetapi mau gimana lagi, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga kami semua akhirnya masuk ke kamar Adi dan meringkuk di atas kasur. Kami membatalkan agenda begadang kami dan berharap bisa tidur cepat.

***





Itu adalah salah satu cerita mengenai penampakan Dara yang kerap mengganggu warga. Kabarnya, ini bukan satu-satunya kejadian. Selama dua bulan lamanya, seluruh desa terkena teror Dara. Tidak ada yang berani keluar rumah di malam hari. Siapa pun yang keluar rumah pasti akan bertemu dengan sosok Dara di jalan atau di sawah.

Pernah suatu malam, beberapa warga dan ibu-ibu sedang ramai mengobrol di depan jalan desa. Saat itu ada resepsi pernikahan warga yang baru saja selesai. Di tengah ramainya warga dan suara orang mengobrol hingga tertawa, Dara tiba-tiba menampakkan diri di jalan dengan wujud seperti biasa. Kondisi basah kuyup sambil memegangi perut. Sontak semua warga saat itu kabur dan acara seketika bubar.

Menurut beberapa orang, ada yang berpendapat bahwa Dara belum sadar bahwa dirinya sudah meninggal. Makanya dia terus menampakkan diri ke warga untuk meminta bantuan. Setiap bertemu warga, ucapannya selalu sama. Minta di antar ke ‘Bidan Irna.’ Hal ini membuat Bidan Irna akhirnya memutuskan untuk pindah dari desa itu dan bertugas di desa lain karena merasa tak nyaman namanya selalu disebut-sebut oleh arwah Dara. Sejak pindahnya Bidan Irna, tidak ada lagi bidan di desa itu selama beberapa tahun. Hingga akhirnya datang bidan baru yang datang dari kota.

Teror Dara baru berhenti usai 2 bulan sejak kematiannya. Teror di desa memang sudah tidak ada. Akan tetapi, siapa pun yang berani lewat kolam ikan lokasi tempat Dara meninggal pada malam hari biasanya masih kerap diganggu oleh arwahnya. Ya, Dara masih gentayangan di kawasan kolam ikan itu. Hingga akhirnya kolam ikan itu ditinggalkan warga dan jadi terbengkalai. Sosok Dara kemudian lekat dalam ingatan warga dan menjadi urban legend yang cukup ditakuti.

Tamat



Quote:


Apa yang terjadi pada suami Dara ya? Itu ada ceritanya sendiri.emoticon-Big Grin

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan
Diubah oleh harrywjyy 15-09-2023 10:17
udinisah
namakuve
bukhorigan
bukhorigan dan 11 lainnya memberi reputasi
12
574
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.