uamri74Avatar border
TS
uamri74
Apakah budaya bunuh diri akan berkembang di Indonesia?

Kasus bunuh diri di Indonesia kian hari kian meningkat berdasarkan data dari Kepolisian RI (Polri) sepanjang januari - juli 2023 sudah ada 663 kasus bunuh diri, angka tersebut meningkat 36,4% dibandingkan pada tahun 2021 yang sebanyak 486 kasus. Hal ini pun dilakukan dengan berbagai cara yang disebabkan oleh barbagai macam faktor dari depresi, ekonomi, percintaan dll.

Mungkin jika periode 2020 sampai 2021 angka bunuh diri meningkat yang disebabkan banyak orang terkena penyakit mental hingga depresi yang berujung bunuh diri saya pribadi masih merasa wajar walaupun, sebenarnya hal itu cukup miris tapi karena periode-periode tersebut duniapun sedang tidak baik-baik saja karena dampak Covid-19. 2020 sampai 2021 masyarakat masih ketakutan dengan covid, akhir 2021 sampai 2022 semua sektor sudah mencoba berdamai dengan covid dan mulai aktivitas seperti biasa dari sektor pendidikan sampai ekonomi mulai berjalan normal. Tapi 2023 angka bunuh diri malah makin meningkat, ada apa? Dan yang lebih mirisnya banyak dari mereka yang masih remaja. Bahkan baru-baru ini ada kasus anak kelas 4 SD yang melakukan percobaan bunuh diri dengan melompat dari lantai 4 sekolahnya dengan motif sementara karena bullying. Menurut kemenkes perilaku bunuh diri terkait dengan gangguan kejiwaan salah satunya adalah depresi, “sebanyak 55% orang depresi memilii ide bunuh diri, depresi ditandai dengan perasaan sedih, murung dan iritabilitas. Pasien akan mengalami distorsi kognitif seperti mengkritik diri sendiri, perasaan tidak berharga, kepercayaan diri turun, pesimis dan putus asa” kata kemenkes.

Yang saya takutkan adalah masyarakat Indonesia itu memiliki kecenderungan latah dan suka jalan pintas apalagi anak-anak muda sekarang, dimana mereka sering meniru hal-hal disekitar mereka yang mereka anggap “keren”. Contoh saya sering menyebutnya wabah mental health, dimana mereka melihat suatu postingan yang fyp tentang orang yang memiliki gangguan mental dan boom seketika semua orang memiliki gangguan mental entah bilang dia bipolar, depresi, anxiety, dll. Yang saya permasalahkan disini adalah Bukan orang yang memiliki gangguan mental, tapi orang yang ingin fyp lalu mendiagnosa sendiri (self diagnosis) yang hanya berpacu pada google dan youtube dan bilang di media social bahwa dia memiliki gangguan mental. Apabila budaya bunuh diri ini dibiarkan yang saya takutkan orang-orang khusunya anak muda yang sedang mengalami masa transisi kehidupan akan menirukan menganggap bunuh diri adalah jalan pintas atas kehidupannya juga melihat ada orang lain yang melakukan lalu beritanya viral.

Lalu bagaimana kita menghadapi hal ini?

Sebenarnya sebagai warga Negara Indonesia kita sudah memiliki jawaban atas masalah tersebut kenapa? Karena Negara Indonesia adalah Negara yang berketuhanan dimana masyarakatnya mayoritas muslim, maka salah satu langkah pencegahan dalam mengatasi kasus-kasus bunuh diri kita harus memasukkan unsur-unsur keagamaan. Hal ini pun diungkapkan oleh asosiasi pencegahan bunuh diri Indonesia mengatakan pencegahan bunuh diri di Indonesia harus menyertakan argument agama terutama di daerah yang sangat religius. Agama adalah salah satu kunci untuk menjawab permasalahan tersebut bisa melalui pendidikan sekolah pendidikan rumah dengan menguatkan iman anak, memberikan perhatian lebih pada anak.

Tulisan ini saya tulis atas opini pribadi silahkan jika ada yang berbeda atau menurut teman teman salah silahkan dikoreksi JTerimakasih..

0
97
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.