• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Amerika Tembakkan Rudal SM-6 di Laut Merah, Sekali Genjot Setara Rp 66 Miliar

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Amerika Tembakkan Rudal SM-6 di Laut Merah, Sekali Genjot Setara Rp 66 Miliar
Quote:


Laut Merah pada tahun ini sepertinya akan menjadi ajang unjuk kemampuan senjata milik Amerika, baru-baru ini kapal destroyer USS Carney (DDG-64) menembakkan rudal SM-6. Dan untuk pertana kalinya rudal tersebut digunakan dalam pertempuran. Mengutip informasi dari The War Zone, seorang pejabat pertahanan Amerika yang tak mau disebutkan namanya mengatakan kepada Fox News; jika SM-6 telah ditembakkan di Laut Merah.

Penembakan itu terjadi pada 31 Januari 2024 di Teluk Aden, rudal SM-6 menembak rudal balistik anti-kapal (ASBM) yang diluncurkan Houthi. Tapi, pejabat tersebut tidak mengatakan jenis ASBM apa yang digunakan oleh Houthi. Meskipun kita tidak tahu jenis ASBM apa yang terlibat dalam insiden kemarin, Houthi sendiri telah mengoperasikan berbagai macam ASBM, beberapa diantaranya merupakan modifikasi dari rudal permukaan ke udara SA-2 Guideline buatan Soviet.

Sebagian besar senjata Houthi merupakan rancangan Iran, dengan ASBM yang terbesar diberi nama Asef, yang panjangnya kira-kira 9,1 meter dan dikembangkan dari rudal balistik jarak pendek Fateh-313. Sebagian besar ASBM Houthi berada pada spektrum kemampuan yang rendah, berarti rudal mereka terbang pada ketinggian puncak yang lebih rendah dan kecepatan yang lebih rendah. 

Hal tersebut memungkinkan Angkatan Laut AS untuk mengatasi serangan menggunakan varian SM-2, dengan kemampuan mencegat rudal balistik terminal yang terbatas. Misal pada 19 Oktober 2023, USS Carney menembakkan SM-2 untuk menembak rudal jelajah anti-kapal Houthi. Tapi, kali ini SM-6 yang lebih canggih harus keluar kandang, berarti rudal yang ditembakkan lebih mumpuni.

Quote:


Sementara itu US Central Command melalui akun X resmi mereka juga telah memposting pernyataan pada 1 Februari 2024, mengatakan jika USS Carney menembak rudal balistik anti-kapal pada 31 Januari 2024 pada pukul 20.30 malam. Kapal tersebut juga telah menembak jatuh tiga “drone Iran” pada pukul 21.10 waktu setempat.

Tidak jelas apakah drone tersebut benar-benar dioperasikan oleh Iran, atau dirancang oleh Iran tetapi digunakan oleh Houthi. Segera setelah itu, US Central Command mengumumkan babak baru serangan AS terhadap situs drone Houthi di Yaman. Meski mengakui insiden tersebut, tapi nama SM-6 tidak disebut.

SM-6 dikenal sebagai senjata serbaguna, saat ini ada versi Block I dan Block IA yang dapat digunakan untuk melawan berbagai macam ancaman udara. SM-6 juga memiliki kemampuan sekunder untuk menyerang target darat dan permukaan. Pada varian SM-6B Block IB yang saat ini sedang dalam pengembangan, akan menawarkan kecepatan hipersonik, sehingga memiliki kemampuan lebih besar melawan ancaman senjata hipersonik dan punya jangkauan lebih luas.

Quote:


SM-6 juga dapat memakai fitur Cooperative Engagement Capability (CEC), yang memungkinkan informasi penargetan diterima dari sumber di luar kapal. Angkatan Laut AS sudah lama mendemonstrasikan kemampuan kapal untuk menyerang sasaran yang tidak dapat mereka 'lihat' secara langsung dengan sensor mereka sendiri, dengan menggunakan rudal SM-6 dengan bantuan data yang disediakan oleh pesawat yang terbang di atasnya.

Sementara itu, pesawat peringatan dini dan kontrol udara E-2 Hawkeye yang berbasis di kapal induk; merupakan aset penting CEC. E-2 diketahui telah mendukung operasi anti-Houthi, dan pesawat tersebut juga telah membantu untuk menembak jatuh rudal jelajah selama kampanye di Laut Merah. Kita tidak tahu sejauh mana jaringan semacam ini telah digunakan, namun kita mengetahui bahwa ini merupakan upaya yang berlapis-lapis untuk melawan rudal yang ditembakkan Houthi.

Untuk saat ini, masih belum jelas bagaimana tepatnya serangan ASBM terjadi, atau berapa banyak SM-6 yang mungkin digunakan untuk menjatuhkannya. Namun, yang penting adalah SM-6 mampu melawan rudal balistik termasuk ASBM dalam tahap terminal penerbangan mereka. Kemampuan Terminal Berbasis Laut ini persis seperti yang dijelaskan Pentagon, dan diperkenalkan pada rudal SM-6 di bawah program Dual I.

Quote:


Meski sukses menembak jatuh rudal Houthi, harga rudal SM-6 sangat mahal, bahkan untuk standar Amerika yang dikenal berduit banyak. Menurut data dari The War Zone, satu biji SM-6 dihargai US$ 4,2 juta atau sekitar Rp 66 miliar. Jika kita buat gambaran, satu genjotan rudal SM-6 setara dengan gaji 13.200 buruh dengan UMP Jakarta. Rp 66 miliar tersebut juga setara dengan harga 240 unit Avanza terbaru.

Tentu saja harga rudal Houthi lebih murah dari SM-6, dan ketidakcocokan seperti ini akan selalu muncul dalam konflik/perang modern, ketika sebuah negara melawan milisi atau proksi yang didukung oleh negara lain. Tapi, SM-6 digunakan untuk melindungi kapal bernilai US$ 2 miliar dan ratusan awak kapal; maka mahalnya harga rudal SM-6 masih bisa diperdebatkan.



----------------------




Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera
Diubah oleh si.matamalaikat 03-02-2024 15:47
ami23164
TheTick
geopoliticsgeek
geopoliticsgeek dan 11 lainnya memberi reputasi
12
1.3K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.