trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Ekonomi China Siap Tancap Gas, Indonesia Bakal Ketiban Cuan?



Jakarta, CNBC Indonesia - China dengan mengejutkan memangkas suku bunganya untuk mendukung sektor properti. Ini juga menjadi cara China untuk mendukung perekonomiannya, mengingat saat ini perekonomian China melambat.
People's Bank of China (PBoC) mengumumkan mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun yang merupakan patokan untuk sebagian besar pinjaman rumah tangga dan korporasi di China tidak berubah pada 3,45% pada Selasa (20/2/2024). Sementara itu, suku bunga pinjaman lima tahun yang menjadi acuan patokan untuk sebagian besar hipotek dipotong sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,95%.
Pemotongan suku bunga lima tahun dalam penetapan bulanan untuk Februari lebih besar dari ekspektasi penurunan antara lima hingga 15 basis poin dalam jajak pendapat para ekonom Reuters. Ini juga merupakan yang pertama sejak terakhir kali dipangkas pada Juni sebesar 10 basis poin.
"Pergerakan asimetris ini menandakan berlanjutnya preferensi pihak berwenang terhadap pelonggaran yang ditargetkan, dan keinginannya untuk meningkatkan dukungan bagi sektor properti," tutur Louise Loo, kepala bidang ekonomi di Oxford Economics, dilansir CNBC International, Selasa (20/2/2023).
Selain Loo, analis di E-House China Research and Development Institution, Yan Yuejin mengatakan bahwa siklus penurunan suku bunga terbesar dalam sejarah telah dimulai dan pemotongan ini akan berdampak langsung pada sektor real estate dengan menurunkan biaya hipotek.
Lebih lanjut, dengan potensi pemangkasan suku bunga beberapa bulan ke depan khususnya dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed, maka akan semakin besar kemungkinan Beijing untuk memberikan lebih banyak dukungan kebijakan moneter dalam rangka menggerakkan perekonomian.
Foto: Suku Bunga China
Sumber: LSEG Datastream
Kendati hal ini secara umum memberikan angin segar bagi pasar properti China, namun pembeli rumah ada rasa ragu dan takut bukan karena hipotek yang terlalu tinggi, namun karena pengembang yang berpotensi bangkrut dan harga rumah turun.
Menanggapi hal ini, ahli strategi investasi Asia-Pasifik di Legal and General Investment Management di Hong Kong, Ben Bennett menegaskan agar terdapat tindak lanjut dengan lebih banyak suntikan dana ke pemberi pinjaman, proyek perumahan dan pengembang sehingga pembeli rumah tidak merasa ragu.
Satu hal lain yang perlu dicermati yakni meskipun suku bunga acuan lima tahun mengalami penurunan, namun pemegang hipotek yang ada tidak akan mendapatkan keuntungan dari pengurangan pembayaran pinjaman hingga tahun depan, karena penyesuaian harga suku bunga hipotek dilakukan setiap tahun.
Alhasil pemangkasan suku bunga ini tak serta-merta langsung menggerakkan sektor properti China.
Dampak Pemangkasan Suku Bunga China terhadap Indonesia
Situasi China saat ini akan memberikan pengaruh bagi Indonesia, terutama karena China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan mitra dagang terbesar Indonesia.
Sebagai catatan, sektor real estate dan terkait di China memberikan kontribusi lebih dari seperempat pendapatan China. Situasi China dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Makadari itu, ketika sektor real estate dapat berjalan dengan baik, maka pendapatan China pun akan semakin besar.
Ekonom dan mantan Menteri Keuangan di Era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Chatib Basri menegaskan bahwa pasar barang negara yang sangat berpengaruh pada perdagangan Indonesia dan negara ASEAN adalah China. Pelemahan permintaan impor China yang melambat akan membuat permintaan ekspor dari Indonesia juga melambat.
"1% perlambatan ekonomi di China, itu memiliki dampak perkiraannya sebesar 0,3%," kata dia dalam acara Bank BTPN Economic Outlook 2024, dikutip Selasa (28/11/2023).
Sebagai catatan, berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag), total ekspor Indonesia ke China sepanjang 2023 sebesar US$64,94 miliar yang terdiri dari ekspor migas sebesar US$2,6 miliar dan ekspor non-migas sebanyak US$62,33 miliar.
Jika dibandingkan dengan 2022, total ekspor Indonesia ke China mengalami penurunan sebesar 1,37% dengan penurunan ekspor non-migas sebesar 1,78%.
Jika perekonomian China kembali bergerak, maka ekspor Indonesia ke China pun akan bertambah dan surplus neraca perdagangan dengan China akan semakin lebar.
Untuk diketahui neraca perdagangan Indonesia dengan China pada 2023 mengalami turnover dari yang biasanya defisit sepanjang 2018-2022 menjadi surplus sebesar US$2,05 miliar.
Ekspor Indonesia ke China berpotensi akan semakin besar di tengah perbaikan permintaan yang meningkat. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi trade balance Indonesia dan khususnya perspektif investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Secara umum, semakin besar surplus neraca perdagangan suatu negara maka hal ini akan memberikan sentimen positif bagi investor bahwa kondisi perekonomian Indonesia berada dalam kondisi baik dan layak investasi.

[url]https://www.cnbcindonesia.com/research/20240221133449-128-516386/ekonomi-china-siap-tancap-gas-indonesia-bakal-ketiban-cuan [/url]


China memang hebat

Salut dengan China
kakekane.cell
Mistaravim
Mistaravim dan kakekane.cell memberi reputasi
0
312
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.