polidentikAvatar border
TS
polidentik
Jadi Oposisi setelah WinStreak 2x: Emang enak?
Saat ini hasil dari turnamen 5 tahunan tersebut telah menunjukkan bahwa paslon nomor urut 02, Prabowo-Gibran CS adalah pemenangnya.



Lantas, akankah partai pengusung 02 juga akan menikmati kemenangan di pemilu legislatif (DPR)? Sayangnya tidak. Kita tentu tahu bahwa Koalisi Indonesia Maju (KIM) memiliki anggota partai yang gemuk, tetapi sayangnya hanya 4 partai dari koalisi tersebut yang diperkirakan berhasil menjadi partai parlementer, antara lain: Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat. 

PSI masih harus membutuhkan setidaknya 1,4% lagi untuk dapat melewati parliamentary treshold,  sedangkan partai Gelora, PBB, dan Garuda harus berpuas diri menjadi partai non parlemen untuk 5 tahun kedepan.

Berikut ini adalah persentase hasil hitung suara sementara KPU yang dilansir melalui pemilu2024.kpu.go.id (data 22 Februari 2024) dengan progress 62.09% untuk partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (Pengusung Prabowo-Giran):

1. Partai Golongan Karya: 15.13%
2. Partai Gerindra: 13.42%
3. Partai Demokrat: 7.41%
4. PAN: 6.94%
---
5. PSI: 2.54%
6. Gelora: 0.94%
7. PBB: 0.37%
8. Partai Garuda: 0.33%

Dengan hasil sementara ini, artinya ada 4 partai pengusung 02 yang siap mengamankan posisi di parlemen dengan jumlah suara mencapai 42.9%. Hal ini tentu belum menjadi mayoritas dan akan sulit melawan partai diluar koalisi yang berpotensi menjadi oposisi. 

Agar pemerintah nantinya (pemenang pemilu yakni 02) tidak mendapatkan tantangan berat di dalam tubuh legislatif, tentu dibutuhkan senjata baru setidaknya butuh 8.1% lagi untuk mengamankan diri di kursi parlemen DPR RI atau bahkan lebih agar meyakinkan. 

Lalu, partai mana yang akan diajak oleh calon koalisi pemerintah baru tersebut untuk mengisi kekurangan suara di legislatif? Berikut adalah analisis pribadi penulis dalam mengamati dinamika politik saat ini:

A. Potensi Kembalinya Nasdem dan PKB


Cak Imin bersama Prabowo dan Zulhas


Suka tidak suka, mau tidak mau tentu koalisi pemerintah harus mengajak PKB atau Nasdem bahkan keduanya untuk kembali ke pemerintahan. Jika dibiarkan dan tidak bergerak cepat, tentu akan ditakutkan bahwa kedua partai ini dalam waktu dekat mendeklarasikan posisnya sebagai oposisi.

Saat ini PKBmengantongi setidaknya 11.77% suara, sementara Nasdem mendapatkan 9.43% suara. Jika dijumlahkan, tentu Koalisi Indonesia Maju (Partai-partai pemenang pilpres) akan mendapatkan 21.2% asupan baru dengan bergabungnya Nasdem dan PKB. 

Kekuatan baru ini akan menghasilkan 64.1% kursi mayoritas dan membuat kubu pemerintah semakin superior, apapun usulan dari pemerintah akan terasa sangat mudah untuk di ACC oleh legislatif karena minimnya penolakan.

Jika hal ini benar-benar akan terjadi, sepertinya oposisi hanya akan menyisakan PDIP (16.78%), PKS (7.49%), dan PPP (4.05%). Dengan suara oposisi yang selemah itu, mereka diyakinkan tidak akan bisa berbuat banyak dalam menolak ataupun berusaha menggagalkan usulan pemerintah dalam parlemen. 

B. Potong Kue: Siapa yang Akan jadi Menteri?


Agus Harimurti Yudhoyono


Setelah pemenangnya ditentukan dan strategi untuk menjadi pemerintahan yang superior di parlemen, kini saatnya potong kue perayaan. Pertanyaannya, siapa saja yang berpotensi menjadi menteri di pemerintahan selanjutnya? 

Berikut ini prediksi penulis tentang potensi beberapa menteri dalam koalisi pemerintahan pemenang pemilu 2024:

1. Yusril Ihza Mahendra: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
2. Budiman Sutjadmiko: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan  Transmigrasi
3. Fahri Hamzah: Menteri Keuangan
4. Agus Harimurti Yudhoyono: Menteri Pertanian

Perlu diingat bahwa jabatan menteri beserta tokoh-tokoh yang disebutkan tersebut hanyalah prediksi penulis. Bagaimana menurutmu?

C. Rekonsiliasi Berpotensi Hanya Untuk PKB, Nasdem, dan PPP


Hasto Kristiyanto

Penulis memprediksi bahwa calon pemerintahan pemenang (02) hanya akan berkonsiliasi dengan PKB, Nasdem (tanpa Anies Rasyid Baswedan), serta PPP.

Menurut pendapat penulis, Anies Rasyid Baswedan (Capres Nomor 01) tersebut tidak akan diajak dalam proses rekonsiliasi antara Nasdem beserta PKB dengan kubu pemerintah. 

Hal ini tentu sederhana jika kita berpandang dan melihat dari sisi Anies yang dianggap sebagai AntitesaJokowi, yang artinya juga Antitesa Prabowo Subianto setelah adanya gerakan perubahan dalam penolakan terhadap IKN. 

Tak hanya Anies, PDIP pun juga akan tersingkir dari rekonsiliasi partai-partai pemenang pemerintahan, hal itu pun dapat disederhanakan ketika PDIP bertubi-tubi memberi kritikan terhadap pemerintah (Jokowi) dan Menhan (Prabowo) tentang lumbung pangan.

Jika berkaca terhadap gagalnya program strategis pemerintah Jokowi tentang menjadi panitia Piala Dunia U-20 akibat penolakan tokoh-tokoh partai PDIP seperti Ganjar Pranowo serta Wayan Koster yang merugikan negara Indonesia, tentu hal tersebut sepertinya juga akan menjadi pertimbangan matang mengapa rekonsiliasi Koalisi Indonesia Maju bersama PDIP sulit terjadi.


Spoiler for Sumber:


koploplondo972
koploplondo972 memberi reputasi
1
640
17
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.5KThread3.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.