sero.botAvatar border
TS
sero.bot
Santriwati di Luwu Utara Dirudapaksa Pimpinan Ponpes, Korban Diancam jika Melapor



TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Nasib santriwati dirudapaksa oleh pemimpin pondok pesantren di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Korban diketahui merupakan santriwati di pondok pesantren Riyadul Badi'ah yang terletak di Kecamatan Sukamaju Selatan.

Pelaku yang berinisial UB (42) merupakan pimpinan pondok pesantren yang kini telah ditahan.

Korban mengalami pelecehan seksual pada Jumat (26/1/2024) sekitar pukul 01.00 Wita.

Keluarga korban yang mengetahui kasus tersebut membuat laporan pada Rabu (7/3/2024).

Saat itu, korban tengah melakukan ronda dan dihampiri oleh pelaku yang menanyakan air.

Korban kemudian diajak ke ruang kelas dan pelaku melakukan aksinya dengan meraba tubuh korban lalu merayu korban untuk memenuhi nafsunya.

Usai dilecehkan, korban kabur dari pondok pesantren dan menceritakan kejadian tersebut kepada orang tuanya.

UB yang sebelumnya berstatus sebagai saksi dalam kasus pencabulan ini kini ditetapkan sebagai tersangka usai dilakukan gelar perkara.

Kasat Reskrim Polres Luwu Utara, AKP Juddi Titalepta membenarkan hal tersebut.

"Karena bukti permulaan sudah cukup, UB yang sebelumnya berstatus sebagai saksi kami naikkan menjadi tersangka dan sejak hari ini (5/3/2024) ia sudah di tahan di Mako Polres Luwu Utara," kata AKP Juddi Titalepta, Selasa (5/3/2024).

Karena perbuatannya itu, UB terancam hukuman pidana maksimal 20 tahun.



Santri di Makassar Tewas Dianiaya

Seorang santri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan berinisial AW (15) diamankan usai dilaporkan menganiaya teman sesama santri hingga tewas.

Korban yang berinisial AAR (14) dianiaya saat berada di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Manggala, Kota Makassar pada Rabu (15/2/2024).

AAR sempat dirawat intensif di rumah sakit, namun dinyatakan meninggal pada Selasa (20/2/2024) dini hari.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Devi Sudjana mengatakan penganiayaan yang dilakukan pelaku dipicu permasalahan kecil.

Kompol Devi menjelaskan, penganiayaan terduga pelaku inisial AW (15) itu, bermula saat dirinya berada dalam perpustakaan pondok pesantren (ponpes).

Baca juga: Bukannya Jerah, Residivis di Pematang Siantar Ini Edarkan Sabu dan Ganja, Kembali Ditangkap Polisi

"Kejadiannya pada tanggal 15 Februari kemarin sekitar pukul 10.00 Wita," kata Kompol Devi.

Saat itu, lanjut Devi, korban AAR mengetuk-ngetuk jendela kaca perpustakaan hingga membuat AW tersinggung.

"Pelaku tersinggung dan langsung menganiaya korban," ungkapnya.

AAR yang menerima sejumlah pukulan lantas dilarikan ke RS Grestelina.

Namun nahas, Selasa dini hari tadi sekitar pukul 01.00 Wita, AAR dinyatakan meninggal dunia.

Sebelumnya diberitakan, seorang santri berinisial AAR (14) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, meninggal setelah diduga dianiaya seniornya.

Informasi yang diperoleh Tribun-Timur.com, insiden penganiayaan terjadi di dalam area pesantren yang berlokasi di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Selasa (20/2/2024) dini hari.

Korban AAR dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan medis di RS Grestelina.


Sakiti Ulama, Minimal Mati Menggenaskan /:takut/


mengapa santri2 jaman sekrang tidak takut azab allah yg sangat perih bagi orang2 yg menyakiti ulama emoticon-Mad

padahal sudah diperingatkan oleh ulama, agar tidak melaporkan pemerkosaan ini,
tapi sebagai santri masih saja membantah emoticon-Marah



Diubah oleh sero.bot 07-03-2024 00:43
inspirasi.69
kakekane.cell
waloni
waloni dan 4 lainnya memberi reputasi
5
312
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.