kipas.angin.199Avatar border
TS
kipas.angin.199
Permintaan Akan Produk Halal di Indonesia Meningkat, Kecuali Perbankan

Lampung.co – Generasi Muslim Indonesia masa kini menjalani kehidupan yang sangat berbeda dibanding pendahulunya. Hal ini dipengaruhi oleh dua hal: kepercayaan pada agama dan gaya hidup konsumerisme yang erat dengan budaya barat berkat teknologi yang sudah memasyarakat.

Wunderman Thompson Intelligence, bekerja sama dengan Muslim Intel Lab VMLY&R Malaysia, meluncurkan laporan The New Muslim Consumer, sebuah penelitian mengenai identitas dan kehidupan 250 juta masyarakat Muslim di Asia Tenggara.

Laporan ini memperlihatkan perubahan masyarakat Muslim yang dipengaruhi oleh konsumerisme, dari makanan—terutama menghindari daging babi dan alkohol— fesyen, perbankan, wisata, sampai dengan pendidikan, pengeluaran pribadi, investasi, atau sumbangan.

Bagi pasar Indonesia, laporan ini mengungkap kebiasaan baru dari konsumerisme Muslim. Saat ini, Indonesia menempati urutan keempat pasar produk syariah terbesar setelah Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab berdasarkan Indikator Ekonomi Islam Global DinarStandard.


“Indonesia bukan saja pasar Muslim, tetapi juga panggung dan sumber tren terbaru,” kata Chief Strategy Officer di Wunderman Thompson Indonesia, Adam Thurland dalam keterangan tertulis yang diterima Lampung.co, Jumat (18/11/2022).

Dia menambahkan, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar namun bersatu dalam keragamannya, Indonesia dapat menginspirasi negara lain dalam hal keseimbangan iman dan gaya hidup pada abad ke-21.

Melalui survei ini, ditemukan bahwa permintaan akan gaya hidup halal bagi Konsumen Muslim semakin meningkat. Pertimbangan produk halal sangat penting jauh lebih penting dari pada harga, kualitas dan dampak bagi bumi atau lingkungan.


Tapi tidak untuk layanan perbankan, meski bank syariah juga penting tapi masih belum menjadi prioritas. Faktanya tingkat pelayanan dan reputasi lembaga keuangan menjadi pertimbangan utama, diikuti kemudahan penggunaan bahkan tingkat suku bunga turut jadi pertimbangan.

“Sebanyak 68% mengatakan tingkat pelayanan dan reputasi lembaga keuangan menjadi pertimbangan utama, diikuti oleh 65% pada kemudahan penggunaan aplikasi atau mobile website, sementara 57% percaya bahwa tingkat bunga atau laba atas investasi sangat penting,” Adam Thurland.


“Keyakinan religius saat ini menjadi salah satu parameter dalam keputusan pembelian, tapi tidak semua hal membutuhkan cap halal,” ungkap Chen May Yee, Direktur APAC untuk Wunderman Thompson Intelligence. (*)


Sumber


Menurutku permintaan akan Produk halal sebenarnya nggak meningkat, hanya saja karena Implementasi UU Jaminan Produk Halal yang memaksa semua produk disertifikasi halal, akhirnya konsumen nggak ada pilihan kecuali membeli yang sudah disertifikasi halal. 

Sementara Perbankan Syariah yang tidak dipaksa menggunakannya, orang masih pilih bank Konvensional. Pemaksaan Bank Syariah hanya sebatas pemaksaan BPD menjadi syariah seperti Bank Riau Kepri (BRK).

Hanya saja MUI sudah mewacanakan untuk mengatur transaksi digital sesuai Syariah... Tolol!!! 
emoticon-Najis

Ini membuktikan kalo Syariah sebenarnya sistem nggak reliable, nggak bisa berjalan tanpa paksaan..emoticon-Ngakak (S)

emoticon-Blue Guy Bata (L)
Diubah oleh kipas.angin.199 19-11-2022 23:58
xneakerz
muhamad.hanif.2
jiresh
jiresh dan 4 lainnya memberi reputasi
5
1.1K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.8KThread40.8KAnggota
Tampilkan semua post
kipas.angin.199Avatar border
TS
kipas.angin.199
#1
pilot.mirage449
bukan.bomat
muhamad.hanif.2
muhamad.hanif.2 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.