mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Ditempel di McD, Mengapa Stiker 'Anak Palestina dan Papua Terbunuh' Diprotes?
Ditempel di McD, Mengapa Stiker 'Anak Palestina dan Papua Terbunuh' Diprotes Warganet?

Stiker itu bertuliskan Children were killed in Palestine and also in West Papua.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
   
Stiker yang bertuliskan anak-anak terbunuh di Palestina dan juga di Papua Barat ditempelkan oleh orang yang tak diketahui identitasnya di dinding wastafel salah satu gerai McDonalds di Indonesia. Foto: Dok Instagram/Studio Pancaroba
Stiker yang bertuliskan anak-anak terbunuh di Palestina dan juga di Papua Barat ditempelkan oleh orang yang tak diketahui identitasnya di dinding wastafel salah satu gerai McDonalds di Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang memperlihatkan seseorang menempelkan stiker berisi pesan soal Palestina dan Papua di wastafel McDonalds viral di media sosial. Isi pesan di stiker itu kemudian menuai pro dan kontra dari warganet.

Warganet ada yang mengapresiasi penempelan stiker tersebut di gerai restoran cepat saji yang tengah diboikot tersebut. Di lain sisi, ada juga yang menilai itu hanya cari perhatian dan ada yang menyebut pemerintah harus fokus menyelesaikan kasus Papua.

"Children were killed in Palestine and also in West Papua (Anak-anak terbunuh di Palestina dan juga di Papua Barat)," demikian isi pesan di stiker berwarna merah dengan huruf yang dicetak berwarna kuning khas McDonalds itu. Stiker juga dilengkapi dengan logo McDonalds di bawah kanan dengan tulisan "Enjoy Your Happy Meals", merujuk menu untuk anak-anak.

McDonald's termasuk restoran yang jadi sasaran gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS). Boikot itu bermula sejak McDonald’s cabang Israel memberikan paket makanan gratis kepada Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF).


Sejak serangan 7 Oktober 2023 hingga saat ini, Israel telah menewaskan lebih 33 ribu jiwa dan hampir setengahnya adalah anak-anak. Warganet menilai, peristiwa di Gaza, Palestina dan Papua adalah dua hal berbeda yang tidak memiliki kesamaan latar belakang fakta sejarah.

Warga Gaza mempertahankan wilayahnya dari penjajahan kaum Zionis Israel. Sementara itu, konflik Papua merupakan peristiwa yang terjadi di dalam negeri Indonesia di mana pemberontak Papua menginginkan kemerdekaan.


Diunggah oleh akun Instagram Studio Pancaroba yang mendeskripsikan diri sebagai Kolektif Seni Aktivis pada Selasa (16/4/2024), video penempelan stiker di McD itu dilengkapi dengan keterangan, "buat big corpo yg sering melakukan guerilla marketing campaign di ruang publik, kayanya seru kalo kita ngelakuin marketing style yg sama di tempat mereka." Dalam unggahan lain, Studio Pancaroba menyebut keberadaannya berfungsi sebagai provokasi, menantang struktur kekuasaan, dan ideologi yang ada.

Unggahan tersebut mendapat lebih dari 16 ribu likes di Instagram. Sementara itu, ketika menyebar ke Twitter, tanggapan yang lebih beragam bermunculan.

"Siapa yang nempelin? Kayanya aktivis-aktivis SJW yang nggak ada kerjaan," tulis akun @membersof***.

"Aneh sih, kedua konflik tersebut nggak bisa dibandingin. Kalau Palestina Israel jelas-jelas negara war crime, membabi buta pake JDAM, udah ditekan dunia internasional lewat UN pula. Lah west Papua masalah seperatis, jelas beda. Giliran warga sendiri yang jadi korban pada diam, KKB jadi korban pada koar-koar. Udah dikasih persenjataan minim, dicaci maki pula itu TNI perbatasan. Boro-boro ngebom, kendaraan tempur aja cuma bawa canter di-modif doang," tulis akun @alfan_raha***.

"Beda. Israel mah membabi buta sampai anak-anak juga jadi korban. Kalau di Papua baik TNI atau KKB mah nggak ada yang ngebunuhin anak-anak," tulis akun @ivnu_***.

"Serius, tujuan OPM tuh apa dah? BS banget kalau pengen Papua maju. Kalau ada pembangunan atau bantuan atau dokter di sana, nggak jarang malah dibunuh. Malah orang lokal juga kena. Ini mah emang mereka pengen Papua jadi negara diktator. Yang nggak setuju langsung dibunuh," tulis akun @fuzzy33***.

"Benarkah ada anak-anak yang mati dibunuh TNI di Papua??? Kalau orang dewasa memang ada," tulis akun @poernoadi***.

"POV gua: Oknum yang nempel ini stiker pengen yang ngebela Palestina nggak tutup mata dengan penyerangan di Papua Barat juga. Karena si oknum merasa hype ke Palestina lebih besar daripada Papua Barat, padahal sama-sama ada yang terbunuh. Intinya harus ada kesetaraan dukungan #justopinion," tulis akun @thefandy***.

"Itu stiker yang bikin bukan McD. Dan tulisan itu ngekritik McD yang pro zionis, dan juga kritik ke orang-orang pro Palestina tapi abai soal isu Papua. Btw bukan gua yang masang ya, tapi gua jelasin pakai logika berpikir," tulis akun @dungtakd***.

https://ameera.republika.co.id/berit...warganet-part1

Sejauh 2021 sampai 2024, anak-anak sampai remaja sering jadi korban dalam kontak senjata OPM vs aparat ataupun ditangkap oleh aparat dengan dugaan ikut OPM ataupun sebagainya.
apalagi pemakaian stiker pakai sebutan West Papua, sebutan yang sering dipakai pihak asing ataupun OPM dalam membedakan diri dengan Indonesia
Tapi beda jauh bedain sama pasukan Zionis...
BALI999
sanuji
sanuji dan BALI999 memberi reputasi
2
880
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Tampilkan semua post
ma1ll1stAvatar border
ma1ll1st
#14
Akar masalah Pepera 1969 yg cuma 1025 orang dari 800.000 penduduk Papua, itupun semua dipilih oleh tentara Indo. Pakai sistem musyawarah. Ada intimidasi. Indonesia tidak akan berani 1 man 1 vote, sampai jumlah pendatang lebih besar dari asli Papua, pakai program transmigrasi. Karena itu yg diserang OPM adalah para pendatang. Dan berita yg biasa kita baca adalah dari sisi Indonesia yg tidak netral. Selain itu pembangunan yg dilakukan pusat Jakarta di Papua saat ini untuk orang pendatang, transmigran, bukan untuk asli Papua.

Karena itu Act of Free Choice 1969 tidak sesuai namanya. Saya bukan orang Papua dan tidak pernah ke sana. Jadi saya netral. Act of Free Choice harus bebas menentukan pendapat, oleh seluruh penduduk, terutama yg asli Papua. Bukan pendatang.

Papua pedalaman sudah ada di sana setidaknya 50.000 tahun sebelum moyang mayoritas Pulau Jawa (Austronesia & Austroasiatic) tiba di jawa 2000sm (4rb tahun yl). Cari: when did humans reach papua

cari "west papua genocide". Juga sering kali dari kita mengatakan orang Papua dengan sebutan nama binatang. Memang Papua adalah orang yang paling awal tiba di Nusantara, 67.000 SM. Tiba di Papua sebelum 50.000 SM. Sedangkan mayoritas gen kita adalah Austronesia, baru datang tahun 2000 SM dari P Formosa, atau 65.000 tahun setelah Papua tiba, atau 4000 tahun yang lalu.

Cari:
"when did humans reach papua"
"when did austronesian arrive in java"

Kedatangan Papua bersamaan dengan Aborigin Australia sebagai saudara dekat, namun keduanya saling terisolasi puluhan ribu tahun. Saudara dekat lainnya adalah Negrito. Dan kita di Jawa dan Sumatera, masih punya gen Negrito kurang dari 10%, setelah dibantai oleh pendatang Austronesia. Ya suka atau tidak, moyang kita adalah penjajah jaman dulu.

Yang menarik di Jawa, gen Austroasiatic lebih banyak dari Austronesia. Sedangkan wilayah Nusantara lain, umumnya lebih banyak Austronesia. Belum banyak dibahas, mengapa bisa demikian. Apa kemungkinan tanah Jawa yg sangat subur sehingga sebelum Neolithic Revolution tiba bersamaan dengan Austronesia, Austroasiatic bisa memanfaatkan tanah Jawa yg sangat subur tanpa perlu bertani, seperti halnya Jomon era di Jepang.

Jawa dan Papua adalah wilayah Nusantara yang gen mayoritasnya bukan Austronesia. Menarik karena wilayah itu pada masa lalu adalah yg paling subur, dipenuhi tanaman liar yg bisa dikonsumsi, sehingga bisa punya populasi besar sebelum Austronesia tiba membawa padi ayam 🐔 babi 🐷
cbcbxbc
7zd8q7v48h333
7zd8q7v48h333 dan cbcbxbc memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.