Misteri Dibalik Lompat Batu Nias Yang Fenomenal (Yang Mau ke Nias, Baca Dulu)
TS
gheesuke
Misteri Dibalik Lompat Batu Nias Yang Fenomenal (Yang Mau ke Nias, Baca Dulu)
Ane anak Nias Gan, mau berbagi cerita tentang misteri di balik Atraksi Lompat Batu Nias yang Fenomenal.
Silakan dibaca dan dinikmati gan.
Spoiler for Kisah Lompat Batu Nias:
Tidak bisa dipungkiri bahwa atraksi lompat batu ini telah menjadi seni pertunjukkan yang fenomenal yang kehadirannya selalu dinanti dalam setiap acara bertemakan tentang Nias. Bahkan atraksi ini telah menjadi icon pulau Nias bahkan Sumatera Utara, sehingga tidak salah bila diabadikan dalam pecahan uang kertas seribu rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun 1992. Bahkan beberapa perusahaan menggunakan atraksi lompat batu ini dalam iklan produknya.
Berkunjung ke Nias, tidaklah lengkap rasanya bila tidak menyaksikan atraksi lompat batu yang fenomenal ini serta berfoto bersama para pelompat berseragam prajurit khas Nias dengan latar susunan batu setinggi 215 cm di belakang kita. Pengunjung juga bisa sambil mengenakan baju adat khas Nias dengan meminjamnya dari para pelompat. Bahkan ada ungkapan yang berkata bahwa "Jangan mengaku pernah berkunjung ke Nias bila tidak menyaksikan atraksi lompat batu di Desa Bawomataluo". Seolah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bila dapat langsung menyaksikan atraksi budaya unik yang hanya terdapat di pulau Nias ini.
Sebagai Lambang Kedewasaan dan Latihan ketangkasan di Masa Lampau
Ketika sedang kuliah di Kota Medan beberapa tahun yang lalu, beberapa teman non-Nias sering bertanya "Kamu bisa lompat batu nggak?". Saat mendengar bahwa aku tak bisa lompat batu maka mereka berujar "Berarti aku masih belum bisa kimpoi lah ya...".
Saat itu aku tidak tahu apa hubungannya antara bisa lompat batu dan perkimpoian, dan juga ada asumsi orang luar bahwa semua orang Nias bisa lompat batu. Akhirnya, seiring dengan berjalannya waktu serta menanyakan langsung kepada beberapa teman yang berasal dari Nias Selatan akhirnya aku mendapatkan jawabannya serta meluruskan asumsi yang berkembang selama ini.
Di masa lalu, di daerah Teluk Dalam (Nias Selatan) ketika perang antar kampung masih terjadi dan tradisi berburu kepala masih ada maka di sanalah lompat batu (Fahomobo atau Hombo Batu dalam bahasa Nias) diciptakan sebagai ajang untuk menguji fisik dan mental anak-anak muda di Nias sebelum memasuki usia dewasa. Setiap pria dewasa yang ikut perang harus lulus ujian lompat batu terlebih dahulu. Kemampuan dan ketangkasan melompat batu juga masih dikatikan dengan kepercayaan pada masa itu. Seseorang yang baru belajar melompat batu, terlebih dahulu memohon restu dan doa kepada roh-roh para pelompat batu yang telah meninggal. Ia musti memohon izin kepada arwah para leluhur yang sering melompati batu tersebut. Tujuanya untuk menghindari kecelakaan atau bencana bagi para pelompat ketika sedang mengudara, lalu menjatuhkan diri ke tanah. Sebab banyak juga pelompat yang gagal dan mendapat kecelakaan.
Maka ketika peperangan antar kampung terjadi yang biasanya dipicu karena masalah perbatasan tanah, perempuan ataupun masalah lainnya maka para prajurit yang menyerang harus mempunyai keahlian melompat untuk menyelamatkan diri mengingat setiap kampung dulunya rata-rata dikelilingi oleh pagar dan benteng. Mereka harus mampu melompat pagar atau benteng desa sasaran yang terbuat dari bebatuan yang disusun atau bambu supaya tidak terperangkap di daerah musuh.Itu juga sebabnya perkampunya di daerah Nias didirikan di atas bukit dengan tujuan agar musuh tidak gampang masuk dan tidak cepat melarikan diri. Para pemuda yang selamat dari perangkap musuh itulah yang kemudian akan pulang ke kampungnya dengan segala kehormatan dan dielu-elukan sebagai pahlawan.