indons.orgAvatar border
TS
indons.org
Tepis Tudingan, Polri Beberkan Bukti Siyono Terlibat Terorisme
Tepis tudingan, Polri beberkan bukti Siyono terlibat terorisme

Reporter : Laurencius Simanjuntak



Proses pembongkaran makam dan autopsi jenazah Siyono. ©2016 Merdeka.com


Merdeka.com- Polemik tentang kematian terduga teroris, Siyono, mencuat ketika sejumlah ormas menuding Densus 88 Antiteror sengaja menghabisi nyawa warga Pogung, Klaten, Jawa Tengah itu.

Meski diprotes kanan-kiri, Polri tetap pada hasil autopsinya bahwa Siyono tewas setelah baku hantam dengan salah satu anggota Densus, pasca-penangkapan 8 Maret silam.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapudokkes) Polri, Brigjen Arthur Tampi menegaskan kematian Siyono dikarenakan pendarahan dalam rongga kepala, setelah terbentur benda keras saat berduel dengan Densus 88 dalam mobil.

"Dalam pemeriksaan CT scan ada pendarahan di kepala bagian belakang karena benturan keras. Kami mau tunjukkan ini (nunjuk gambar) dari pendarahan dalam rongga kepala, ini menyebabkan orang meninggal dunia," kata Arthur di Divisi Humas Mabes Polri, Selasa (5/4).

Dia menjelaskan, hasil visum et repertum sudah pernah disampaikan sejak 11 Maret 2016 lalu. Secara kasat mata, pendarahan dalam rongga kepala Siyono tidak terlihat. Namun dampak pendarahan tersebut sangat berbahaya. Athur juga membenarkan ada luka pada bagian dada Siyono.

"Selain di kepala, ada fakta luka di bagian dada, cedera tidak nampak tapi itu menyebabkan penurunan ketahanan tubuh hingga mengakibatkan terjadinya hal yang fatal," ujar Athur.

Mayat Siyono bau

Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan juga membantah isu yang menyebutkan jenazah Siyono masih dalam keadaan utuh dan tidak mengeluarkan bau menyengat.

Dia menegaskan, jenazah Siyono ditemukan dalam kondisi yang mengeluarkan bau tak sedap seperti jenazah lain pada umumnya.

"Dari dokter, bau seperti biasa. Tidak ada yang aneh, ini hanya untuk memunculkan mitos seolah-olah suci," tegas Anton dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (5/4).

Anton meminta masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan informasi yang menyimpang. Menurut dia, informasi kabar jenazah Siyono dalam keadaan utuh merupakan pemutarbalikkan fakta.

"Kebenaran itu tidak menggunakan tipu muslihat, kita ingin mengungkapkan apa adanya. Kita sudah menyaksikan kekejaman teroris, jangan terpropaganda," terangnya.

Dia mengaku tidak menyembunyikan fakta proses autopsi. "Fakta dari foto proses penggalian kondisi jenazah ada tinggal tulang, daging pembungkus tengkorak sudah tidak ada. Bahkan yakin kami jaringan otakpun sudah tidak ada. Fakta pendarahan dalam kepala otak sudah tidak ditemukan. Tidak ada yang kita tutup-tutupi," tegasnya.

Siyono cs simpan granat

Anton mengatakan Siyono merupakan staf inti dalam organisasi Neo Jamaah Islamiah (JI). Hal itu diketahui setelah Polri melakukan penelusuran terhadap tiga orang rekan Siyono yang terlebih dahulu ditangkap yaitu AW, BR dan DN.

"Dia adalah Kepala Staf Tholiah Bitonah di Neo JI," ujar Anton dalam konferensi pers di Divisi Humas Mabes Polri, Selasa (5/4).

Anton mengatakan, organisasi Neo JI ini menyimpan senjata dalam jumlah yang cukup banyak. Pergerakan mereka terindikasi melanjutkan Laskar Negara Islam Indonesia (NII).

Dari keterangan yang diperoleh dari tiga rekan Siyono, lanjut Anton, Neo JI juga menyimpan butiran peluru dan granat.

"Telah disita puluhan senjata, ribuan peluru dan beberapa granat. Ada mesin bubut untuk pembuat senjata rakitan. Kita temukan bunker juga di Tangerang," beber dia.

Dijelaskannya, Siyono juga diketahui pernah menggelar rapat internal Neo JI di Tawangmangu, Semarang untuk mengembangkan pergerakannya. Hal ini tentu tidak dibiarkan untuk terus berlanjut, tegas Anton mengingat Neo JI bukan gerakan yang berbasis agama.

"Jadi saya ingin klarifikasi gerakan ini bukan gerakan agama, bukan gerakan Islam. Jihadis ini sebagaimana dikatakan MUI bukan jihad yang sejalan dengan Islam. Densus bukan salah tangkap, tapi kita menangkap Siyono berdasarkan keterangan tiga saksi yakni AW alias TG, BR dan DN," terangnya.

Anton kemudian menambahkan, penangkapan terhadap Siyono bukan merupakan keputusan yang salah. Hal ini dibuktikan dengan status Siyono sebagai tersangka sebelum dinyatakan meninggal dunia. Dua alat bukti juga sudah terpenuhi sebelum menetapkan Siyono sebagai tersangka.

"Alat buktinya saksi tiga orang dan senjata," tukas dia.

(mdk/bal)

Merdeka



yah, gagal mati syahid dong kalau bau emoticon-norose
Diubah oleh indons.org 07-04-2016 01:36
0
6.6K
77
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.9KThread40.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.