Jakarta - Kisah tumbangnya 7-Eleven (Sevel) di Indonesia belum berakhir. PT Modern Sevel Indonesia (MSI), operator 7-Eleven di Indonesia, masih menyisakan kewajiban utang yang harus dibayarkan kepada krediturnya.

Hari ini manajemen MSI menggelar pertemuan dengan para krediturnya. Pertemuan tersebut guna membahas jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan utang-piutang.

MSI pun menunjuk konsultan dari Borrelli Walsh sebagai mediator.

"Iya benar, jadi Sevelnya menunjuk satu konsultan untuk menerangkan," kata salah satu kreditur yang enggan disebutkan namanya saat dihubungi detikFinance, Senin (14/8/2017).

Kreditur tersebut memberikan bahan mediasi. Isinya menjelaskan saat ini aset yang dimiliki MSI sekitar Rp 222, 2 miliar. Sementara total kewajiban kepada kreditur mencapai Rp 1,054 triliun.

Angka tersebut terdiri dari kewajiban terhadap pegawai sebesar Rp 20,7 miliar, kewajiban pajak Rp 43,9 miliar, utang bank Rp 603,7 miliar, utang supplier Rp 203,4 miliar. Lalu, utang ke perusahaan keuangan seperti leasing peralatan Rp 69,3 miliar dan pihak lainnya sebesar Rp 113,7 miliar.

Ada beberapa langkah yang dipersiapkan MSI untuk menyelesaikan kewajibannya. Pertama pihaknya akan meminta security deposit kepada 7-Eleven Inc sebesar US$ 5 juta. Uang tersebut bisa cair jika MSI memutuskan kontrak sebelum waktunya.

Namun uang tersebut akan diutamakan untuk membayar kewajiban kepada karyawannya.

Selain itu, pihak MSI juga berusaha untuk melakukan negosiasi atas kewajiban pajak, dengan mengajukan permohonan keringanan. Lalu, untuk utang-utang bank, MSI akan mencoba negosiasi mengajukan
settlement dengan menjual aset induk usaha, PT Modern Internasional Tbk (MDRN).

MSI juga akan melego aset-aset yang dimiliki baik properti hingga peralatan penunjang. Cuma, MSI tidak menjamin strategi tersebut bakal manjur. Jika tidak berhasil MSI akan mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

https://m.detik.com/finance/bursa-dan-valas/d-3599707/kumpulkan-kreditur-ini-strategi-sevel-lunasi-utang-rp-1-t

Ini pelajaran