• Beranda
  • ...
  • Kumparan
  • Ban Serep Jangan Dibiarkan `Perawan`, Perlu Dirotasi per 5.000 Km

kumparanAvatar border
TS
MOD
kumparan
Ban Serep Jangan Dibiarkan `Perawan`, Perlu Dirotasi per 5.000 Km


Ban serep menjadi piranti wajib yang disertakan pada mobil-mobil yang dijual di Indonesia. Aturannya tertuang di Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di pasar 57 (3). 

Sudah barang tentu, ban serep akan digunakan ketika kondisi darurat. Namun, masih banyak pemilik kendaraan yang hanya tahu soal fungsi tapi melupakan bahwa ban serep juga perlu penanganan. 

Bahkan gawatnya, ada yang beranggapan bahwa ban serep yang masih `perawan` bisa membuat harga jual mobil lebih tinggi. Padahal sebaliknya, ban serep wajib digunakan meskipun tidak dalam kondisi darurat. 

"Ban serep itu kan ada dua jenis; full size atau yang ukurannya sama dengan ban utama, atau ada juga ban serepnya yang tapaknya lebih kecil dari ban utama. Itu berbeda cara penangananya,” kata Manager of Training & Product Evaluation PT Bridgestone Tire Indonesia, Deni Arief Pribadi.  

Pada ban serep full size, Deni menjelaskan bahwa pemilik kendaraan perlu memberikan perhatian khusus. Ban serep yang punya ukuran sama dengan ban utama, harus diperhatikan layaknya dan dirawat layaknya ban utama. Sedangkan ban cadangan yang ukurannya lebih kecil dari ban utama atau temporary tire punya cara perawatan yang lebih sederhana. 

"Meskipun tidak dipakai, ban serep full size harus tetap dirotasi setiap 5.000 km sekali, sama dengan ban utama yang digunakan. Sedangkan untuk temporary tire itu tidak perlu dirotasi karena dia (ban yang lebih kecil) sudah didesain untuk tinggi bannya itu sama dengan ground tire. Jadi tidak ada masalah kalau tidak dirotasi," jelasnya lebih lanjut. 

Nah, bila ban serep full size dibiarkan perawan dan tidak pernah dirotasi akan berdampak pada performa dari keempat roda yang tak seimbang.  

“Kalau ban serep yang full size misalnya tidak ikut dirotasi bersamaan dengan ban utama, nanti takutnya saat keempat ban yang digunakan sudah gundul, nah ban serepnya pasti akan masih tinggi. Lalu, pada saat nanti ban utamanya rusak di jalan dan harus menggunakan ban serep, kondisi ban serepnya pasti akan tinggi sebelah. Ini kan pastinya sangat berbahaya,” tutur Deni. 

Di luar itu, perawatan ban serep full size dan temporary kurang lebih sama. Deni menjelaskan pemilik kendaraan harus rajin memeriksa tekanan anginnya minimum dua minggu sekali dan maksimum satu bulan sekali. Tentu, ini dilakukan untuk menjaga tekanan pada ban sesuai. 

Menurut Deni, secara alamiah tekanan angin pada ban akan berkurang sekira 1-3 Psi setiap bulan. Sehingga kalau dibiarkan dalam waktu lama, tentu akan berdampak pada fisik ban yang pada akhirnya mengurangi performa dari ban serep itu sendiri. 

Ayo, cek ban serep kamu! 



Sumber : https://kumparan.com/@kumparanoto/ba...i-per-5-000-km

---

Kumpulan Berita Terkait :

- Ban Serep Jangan Dibiarkan `Perawan`, Perlu Dirotasi per 5.000 Km

- Mengulik Perbedaan Ban Bias dan Radial

- Peredam, Solusi Murah Pendongkrak Kenyamanan Ayla dan Agya

tata604Avatar border
anasabilaAvatar border
tenarsyndromeAvatar border
tenarsyndrome dan 4 lainnya memberi reputasi
5
3.8K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kumparan
KumparanKASKUS Official
8.5KThread1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.