Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

davidp90Avatar border
TS
davidp90
SKUAT INDIGO 2 BAB 5 AKBAR DALAM PENGASINGAN
      <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-formatemoticon-Embarrassmentther; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} @font-face {font-family:Calibri; panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-familyemoticon-Swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin-top:0cm; margin-right:0cm; margin-bottom:10.0pt; margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoPapDefault {mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
BAB 5 AKBAR DALAM PENGASINGAN

            Empat tahun yang lalu setelah keberhasilan misi dalam menyelamatkan jiwa Dahlia dimulailah babak masalah baru bagi Akbar. Ia lagi-lagi menjadi buron. Bukan seperti biasanya ketika ia dicari-cari oleh pihak yang berwajib atau pun sekelompok orang-orang dari dunia malam yang jahat yang punya permasalahan dengan dirinya. Kali ini ia diburu oleh para praktisi-praktisi gaib dan ilmu hitam dibawah komando dari orang yang telah memilihnya dan juga ketiga rekannya dalam misi menolong putri Bapak yaitu paranormal senior bernama Ki Blinger. Tujuannya adalah tidak lain untuk mengambil dan mengusai kodam Kera Putih Raksasa yang dimiliki olehnya yang pada waktu itu memang belumlah begitu menyatu dengan sang pemiliknya. Atas saran dari pamannya Akbar pun lari dan bersembunyi ke luar pulau Jawa.

            Pulau Dewata menjadi pelabuhannya. Ia meyakini kehidupan pantai di sana sangatlah cocok untuk bersembunyi sekaligus tetap dapat merasakan kenikmatan duniawi. Tapi nyatanya angan-angan tentang keseharian hidup yang akan berjalan dengan mulus tidaklah semudah seperti yang ia bayangkan. Di sana ia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa beradaptasi. Kerap kali persoalan datang dari bersitegang dengan orang-orang yang ia temui. Tidak hanya itu masalah juga muncul dari dalam dirinya ketika harus bersentuhan dengan dunia astral di sana.

            Setelah hampir dua tahun di Bali dan terombang-ambing dengan nasib dan keadaan akhirnya Akbar mulai menemukan titik harapan. Seorang agamawan yang mengurus sebuah tempat peribadatan di sana menghampirinya. Setelah bujuk rayu dan saling tawar menawar akhirnya Akbar setuju untuk menjadi salah seorang yang hendak diajarinya. Ia yang mulanya meremehkan berubah menjadi kagum ketika orang itu mengetahui kisah-kisah dalam hidupnya yang telah ia alami. Terlebih Akbar tertarik ketika orang itu menjanjikan bagaiaman caranya untuk menjinakkan Kera Putih yang berada dalam dirinya sekaligus berdamai dengannya. Semua itu bisa terlaksana dengan satu syarat yang pada mulanya sangat bertentangan dengan ego prinsip hidupnya. Ia pun akhirnya setuju untuk mengabdikan diri di tempat peribadatan itu dan melakukan apa yang dikatakan oleh orang yang selanjutnya akan dipanggilnya guru itu.

            Waktu demi waktu berjalan. Akbar memenuhi janjinya. Tidak sekalipun ia merengek apalagi mengekang segala permintaan yang disampaikan, diajarkan, dan disuruh oleh gurunya. Proses yang melelahkan dan kerap menghinakan egonya itu berhasil ia lalui tanpa hambatan. Buah dari kesabaran dan ketekunan seorang Akbar yang semula hampir berputus asa dengan kondisinya lambat laun mulai membuahkan hasil yang nyata.

            Kini ia dan Kera Putih Raksasa adalah teman satu sama lain. Tidak hanya itu gurunya di tempat peribadatan itu juga memberikan Akbar ilmu-ilmu baru untuknya yang sama sekali belum pernah ia turunkan kepada seorang pun murid yang datang sebelumnya. Akbar berhasil melewati jauh batas ujian-ujian dari sang guru.

            Sebuah tempat peribadatan yang besar nan luas. Sebuah bangunan utama yang paling besar yang digunakan untuk sang guru dan guru-guru lainnya bersembayang. Bangunan itu dikelilingi oleh kolam-kolam ikan yang melingkarinya. Terdapat halaman yang luas dengan pohon-pohon besar disekelilingnya. Pohon-pohon besar itu setiap paginya selalu menggugurkan banyak daunya. Itulah tugas pertama yang harus dilakukan Akbar di setiap paginya bersama murid-murid yang lain. Yaitu menyapu halaman yang luas itu hingga bersih tidak ada satupun daun atau pun ranting yang tertinggal.

            Akbar harus mengenakan pakaian yang seragam dengan orang-orang yang tinggal di sana. Ia pun juga harus mencukur cepak rambut dikepalanya selama ia mengabdi. Para murid di sana termasuk juga Akbar dilarang berbicara dan berkomunikasi dalam bentuk apa pun satu sama lain. Mereka dibiasakan untuk diam. Mereka hanya diizinkan berbicara dan berkomunikasi secara langsung terhadap guru yang mengampu masing-masing dari mereka. Sebuah pelanggaran dan rasa meremehkan aturan di sana akan berakibat pengusiran kepada pelakunya dan tidak akan bisa mereka untuk melihat, kembali dan diterima di tempat itu lagi.

            Akbar adalah murid yang dipilih. Sedangakan yang lainnya adalah orang-orang yang mencari hingga mati-matian dimana tempat itu berada. Sementara Akbar adalah orang yang ditemui, diundang, dan didatangkan oleh mereka. Semua guru-guru di sana sangatlah misterius begitu juga dengan para murid-muridnya atas sikap keseharian mereka. Setelah selesai menjalani perguruan di sana Akbar hendak kembali kepada kehidupan nyatanya yang juga sudah ia mulai dan ia tekuni bersamaan selama mengabdi di tempat itu.

            “Setelah kamu selesai dari tempat ini artinya kamu sudah tidak bisa lagi kembali. Jika kamu ditakdirkan untuk kembali maka kamu akan dengan mudah menemukan tempat ini lagi.” Itulah pesan guru Akbar kepadanya ketika terakhir kalinya ia berjumpa dengannya. Guru itu juga berpesan bahwa ia akan didatangi persoalan hidup yang lebih besar dari sebelumnya yang sudah semakin dekat. Ketika Akbar meminta saran akan datangnya permasalahan yang disinggungnya itu sang guru menyerahkan segala keputusannya kepada Akbar seorang diri tanpa memberikan gambaran lebih lagi.

            Salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh Akbar ketika masih berstatus sebagai pelajar di tempat peribadatan itu adalah berjualan suvenir. Tiap harinya ia datang ke tempat pengerajin cenderamata itu lalu membawanya berkeliling di sekitaran Kuta. Sore harinya ia pulang ke tempat dimana ia sedang menimba ilmu.

            Petang itu menjadi kali terakhir Akbar menuju ke tempat itu. Ia sedikit terlambat karena ada sebuah perselisihan hitung-hitungan jumlah uang yang harus ia setorkan kepada si pengerajin dari hasil jualannya. Dengan kepala dingin Akbar menyelesaikan persoalan yang telah menunda waktunya itu. Kemudian ia berlari untuk menuju ke tempat dimana gurunya selalu menunggu. Tapi waktu itu sudah selesailah pengabdiannya di tempat itu sama seperti yang dijanjikan oleh gurunya bahwa jika ia tidak mendapati tempat itu lagi maka berakhirlah masanya di sana.

            Pagi itu ia menaiki sebuah bukit yang tidaklah terlalu tinggi. Di sana ia merenung akan apa yang sudah ia lalui selama ini. Ia meratapi usianya yang sudah tua untuk seorang yang masih sendiri. Ia juga bukanlah orang yang giat dalam hal bekerjanya. Sudah hampir empat tahun ia berkelana di Bali dengan berbagai macam lika-liku yang ia alami. Kini ia berpikir apa yang selanjutnya akan dikerjakannya. Tiba-tiba Akbar tercengang. Pikirannya berhenti. Ia mendengarkan sebuah suara berbicara terhadap dirinya.

            “Izinkan aku menemuimu. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu”, kata suara itu.

            Akbar rasa-rasanya tahu siapa dibalik suara itu. Apakah ia masalah yang telah diperingatkan oleh gurunya. Dengan kekuatannya yang sekarang Akbar sama sekali tidak gentar dengan siapa pun pemilik suara itu.

            “Munculah”, seru Akbar.

            Sosok berpakaian serba hitam dengan kumis dan jambang yang panjang dan lebat menghiasi wajahnya datang entah darimana. Itu adalah Ki Blinger.

            “Kau datang kemari? Tentu saja kau tidak ingin cari gara-gara denganku di sini”, kata Akbar sambil tersenyum.

            “Aku ke sini untuk meminta bantuanmu. Dan ini bukan untukku saja”, ujar Ki Blinger.

            Terjadi percakapan panjang antara Akbar dan tamunya Ki Blinger. Akbar mengesampingkan perselisihannya dengan Ki Blinger dimana dulu ia diburu dan hampir dibunuh olehnya. Penjelasan Ki Blinger tentang permasalahan genting yang disampaikannya membuat Akbar mengerutkan dahi. Inilah perkara besar yang akan dihadapinya sesuai dengan himbauan dari gurunya, ia yakin akan hal ini. Setelah duduk perkara selesai diutarakan dan apa saja yang harus dilakukan sudah dijelaskan Ki Blinger pun pamit dari hadapan Akbar. Dari sinilah akar semua kejadian yang akan dihadapi oleh Akbar dan kawan-kawannya yang lain.

            Hari itu juga ia meninggalkan Pulau Dewata dengan segala keindahan panoramanya dan keramahan para penghuni dan para pengunjungnya untuk pulang ke kampung halamannya di Wonosari yang begitu lama telah tertunda dan tanpa kabar. Selain rindu kepada ibu dan kerabatnya Akbar pun sudah terpikir di dalam benaknya untuk segera menemui sahabatnya. Ia tidak ingin petualangnya kali ini sepi.

jiyanqAvatar border
redricesAvatar border
heyholetsbroAvatar border
heyholetsbro dan 2 lainnya memberi reputasi
3
300
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.