Semalam aku baru menonton film drama Jepang, "Once Upon a Crime", yang baru tayang di layanan streaming Netflix pada 14 September 2023 lalu. Drama ini disutradarai oleh Fukuda Yuichi, film ini berasal dari manga berjudul "Little Red Riding Hood Meets a Corpse on Her Journey" karya Aoyagi Aito.

Dalam "Once Upon a Crime", penonton akan diajak memasuki dunia dongeng yang sudah dikenal oleh banyak orang. Cerita ini berpusat pada seorang gadis berkerudung merah yang berperan sebagai pengembara. 




Namun, meskipun ceritanya terdengar menarik, "Once Upon a Crime" tidak mendapatkan nilai yang tinggi. Beberapa penonton merasa bahwa adegan-adegan dalam cerita itu berubah menjadi adegan-adegan jenaka. Rasanya seperti menonton film dengan latar belakang kerajaan ala Eropa dan tokoh-tokoh berparas Asia seperti orang Jepang.

Cerita dimulai ketika si Kerudung Merah pergi merantau ke kota. Di semak berduri dia bertemu dengan penyihir bernama Barbara yang mencoba menggunakan mantra untuk mengubah sepatu. Karena mantranya gagal, sepatu yang dipakai oleh kerudung merah jadi berlumpur. 

Kerudung Merah merasa kesal, kemudian mencuci sepatunya di sungai, kemudian sepatunya hanyut. Kerudung Merah pun mengejar sepatunya. Kejadian itu membuat Kerudung Merah bertemu dengan Cinderela. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku tidak mau kasih bocoran.



Tentu saja mengikuti cerita Cinderela, ke pesta dansa. Tetapi, di hari acara pesta dansa itu terjadi perkara pembunuhan. Dan yang mati adalah orang penting di kerajaan itu, seorang penata rambut bernama Hans. Penonton akan dibuat penasaran, siapakah pelakunya? 

Dari sinilah ketegangan dimulai... Cerita dongeng berubah jadi cerita detective. Seperti cerita detective yang sudah ada dimana-mana. Cerita ini pasti dimulai dari penyelidikan, pengumpulan bukti, alibi, sampai menebak-nebak siapakah pelaku kejahatan itu.

Cerita film ini membuatku terus tertawa. Banyak adegan lucu yang ditampilkan di sepanjang cerita. Film ini juga sangat menarik karena pemainnya banyak yang berparas rupawan. Sepertinya ini semacam Fan Service agar penonton tidak bisa berpaling dari layar. 

Ada yang penasaran, ya...?
Rinka