Sumber Gambar

Harga barang elektronik semakin meningkat karena tarif pajak pertambahan nilai (PPN) naik menjadi 11 persen dari sebelumnya yang hanya 10 persen. Kebijakan ini berlaku efektif mulai 1 April 2022. Produk elektronik seperti ponsel, tablet, smartwatch, dan perangkat lainnya juga terdampak oleh kenaikan PPN ini. Sebelumnya, produk elektronik tidak termasuk dalam kategori barang bebas PPN. Oleh karena itu, harga smartphone dan produk elektronik lainnya akan mengalami peningkatan setelah PPN 11 persen berlaku. Beberapa vendor mungkin akan menanggung kenaikan PPN, sementara yang lain mungkin akan membebankannya kepada konsumen.

Selain itu, nilai tukar dolar AS yang semakin kuat terhadap rupiah juga berdampak pada harga barang elektronik. Mayoritas produk elektronik yang masuk ke Indonesia adalah impor, dan kondisi ini menyebabkan harga beberapa produk elektronik menjadi lebih mahal. Terusan Suez yang macet juga mempengaruhi pasokan chipset, yang berdampak pada kelangkaan pasokan dan harga produk elektronik. Oleh karena itu, saat ini kita melihat tren harga yang meningkat pada produk elektronik di pasaran.

Kenaikan harga barang elektronik telah menjadi perhatian utama bagi konsumen dan pelaku industri di seluruh dunia. Faktor utama yang berkontribusi terhadap kenaikan harga ini adalah kelangkaan pasokan bahan baku, terutama semikonduktor dan komponen elektronik lainnya. Permintaan yang tinggi dari berbagai sektor, seperti otomotif, perangkat komunikasi, dan industri teknologi, telah menyebabkan tekanan pada rantai pasokan global. Terjadinya pandemi COVID-19 juga memperburuk situasi dengan mengganggu produksi dan distribusi komponen elektronik di berbagai negara, serta meningkatkan permintaan untuk perangkat elektronik yang mendukung kerja dari rumah dan belajar jarak jauh.

Selain itu, meningkatnya biaya produksi juga menjadi faktor yang signifikan dalam kenaikan harga barang elektronik. Peningkatan biaya tenaga kerja, biaya logistik, dan biaya transportasi akibat inflasi dan kenaikan harga bahan bakar telah menambah beban bagi produsen elektronik. Sementara itu, peningkatan permintaan konsumen untuk teknologi terbaru dan fitur tambahan juga mendorong produsen untuk menaikkan harga produk mereka guna mengimbangi biaya pengembangan dan inovasi.

Di samping itu, ketegangan dalam hubungan perdagangan antara beberapa negara juga berdampak pada kenaikan harga barang elektronik. Tarif impor yang dikenakan atas produk-produk tertentu dapat meningkatkan biaya impor dan mengakibatkan harga jual produk meningkat di pasar domestik. Hal ini terutama terjadi dalam konteks perselisihan perdagangan antara beberapa negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok, yang memperumit dinamika harga dan pasokan barang elektronik.

Tidak hanya itu, fenomena peningkatan harga juga tercermin dalam perangkat elektronik konsumen sehari-hari, seperti smartphone, laptop, dan perangkat rumah tangga pintar. Penggunaan semikonduktor yang semakin meluas dalam berbagai produk telah menyebabkan lonjakan harga, terutama karena semikonduktor merupakan komponen kunci dalam perangkat elektronik modern. Ini berdampak langsung pada konsumen, yang harus membayar lebih mahal untuk memperoleh perangkat yang mereka butuhkan atau inginkan.

Kenaikan harga barang elektronik secara konsisten telah mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dan memicu perdebatan tentang keberlanjutan pertumbuhan industri ini. Para produsen dan pemangku kepentingan industri perlu mengambil langkah-langkah strategis, seperti diversifikasi pasokan bahan baku, inovasi dalam proses produksi, dan penyesuaian strategi harga, untuk mengatasi tantangan ini dan menjaga agar produk tetap terjangkau bagi konsumen.

Link Referensi