• Beranda
  • ...
  • Militer
  • Setelah 58 Hari Bertugas, Frigat Hessen Dapat Izin Pulang Kampung ke Jerman

si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Setelah 58 Hari Bertugas, Frigat Hessen Dapat Izin Pulang Kampung ke Jerman
Quote:


Ketika orang-orang sudah kembali ke perantauan, frigat Hessen justru baru dapat izin untuk pulang kampung pada Sabtu (20/04/2024). Hessen akan tiba di Jerman pada bulan Mei 2024. Sebagai pengingat bagi Agan, Hessen berlayar ke Laut Merah untuk melakukan Operasi Aspides. Hessen tergabung dalam satuan tugas angkatan laut Uni Eropa yang misi utamanya untuk menjaga lalu lintas pelayaran kapal sipil dari serangan kelompok Houthi di Yaman.

Menurut catatan The War Zone, frigat Hessen berangkat dari Jerman menuju Laut Merah pada 8 Februari 2024. Total ada 4 drone Houthi yang berhasil ditembak jatuh Hessen selama penempatannya. Hessen juga mendapat tugas melakukan misi pengawalan. Frigat yang membaea awak 240 orang tersebut secara keseluruhan melakukan 18 misi pengawalan jarak dekat, yakni membimbing 27 kapal dagang dengan total tonase 1,3 juta ton dengan aman melewati zona bahaya.

Selama operasi di Laut Merah, awak Hessen dituntut memiliki kesiapan yang tinggi untuk menghadapi ancaman. Mereka selalu berjaga selama enam jam, lalu mendapat isitirahat enam jam sebelum kembali berjaga selama enam jam lagi. Tingkat kesiapan yang sangat tinggi ini disebabkan oleh ancaman yang terus menerus dihadapi dari milisi Houthi. Dalam skenario terburuk, kapal dan awaknya hanya memiliki waktu sekitar 10 detik untuk menggunakan senjata pertahanan mereka.

Untuk mengisi kembali amunisi yang digunakan dalam langkah-langkah pertahanan terhadap serangan Houthi, amunisi disuplai kembali di pelabuhan Djibouti. Amunisi tersebut diterbangkan dari Jerman dengan pesawat Airbus A400M. Selain misi perlindungan, kru Hessen juga mampu memberikan bantuan medis.

Quote:


Hessen melakukan debut tempur di Laut Merah pada 27 Februari 2024, waktu itu kapal frigat ini menembak jatuh dua drone Houthi memakai meriam utama kaliber 76 mm. Sementara dua drone lainnya ditembak memakai RIM-116 Rolling Airframe Missil. Menurut keterangan Angkatan Laut Jerman, dua drone pertama dan dua drone kedua dideteksi pada jarak yang berbeda. Sehingga diperlukan dua senjata untuk mengeksekusi drone. Helikopter yang dibawa Hessen juga unjuk gigi dengan berhasil menenggelamkan kapal tak berawak (USV) milik Houthi di Laut Merah.

Selain menorehkan prestasi, Hessen juga sempat dicaci, pasalnya frigat ini hampir menembak jatuh drone MQ-9 Reaper milik Amerika. Kejadian itu terjadi pada malam hari tanggal 26 Maret 2024. Waktu itu awak kapal Hessen mendeteksi drone tidak dikenal. Awalnya mereka menghubungi militer AS untuk menanyakan apakah drone yang terdeteksi adalah milik mereka ? Namun, personel militer AS pun tidak bisa memastikan drone yang dideteksi Hessen milik Amerika atau bukan.

Lantaran tak mau ambil risiko, awak Hessen langsung menembakkan dua rudal SM-2 ke drone misterius tersebut. Apesnya amunisi mahal ini gagal mengenai sasaran. Belakangan diketahui bahwa, target drone tak dikenal yang dimaksud adalah MQ-9 Reaper AS yang tidak mengaktifkan transponder untuk identifikasi teman-musuh (IFF: Identification Friend-Foe). Andai rudal SM-2 tidak bermasalah, sudah pasti MQ-9 akan tewas di tangan Hessen. Menurut laporan Spiegel, rudal SM-2 mengalami masalah teknis; sehingga tidak dapat mencapai sasaran.

Quote:


Sebagai tambahan bagi Agan, Operasi Aspides yang diprakarsai Uni Eropa telah mengerahkan 4 kapal perang ke Laut Merah. Selain Hessen, ada frigat Alsace dari Prancis, frigat Iver Huitfeldt dari Denmark serta kapal destroyer Caio Duilio dari Italia. Masing-masing kapal telah sukses menjatuhkan drone Houthi selama penugasan di Laut Merah.

Sementara itu, frigat Alsace milik Prancis telah mudik terlebih dahulu, tepatnya pada 5 April 2024, Alsace telah pulang kampung ke Prancis setelah 71 hari penugasan. Saat ini hanya menyisakan kapal perang Denmark dan Italia di Laut Merah, tidak diketahui apakah Prancis dan Jerman akan segera mengirim kapal perang pengganti atau tidak. Di sisi lain, bertugas selama berbulan-bulan melawan ancaman rudal dan drone Houthi tentu bukan hal yang mudah. Selain fisik, mental pun harus siap, karena serangan terhadap kapal bisa datang kapan saja.



-------------------




Referensi Tulisan: The War Zone& Spiegel
Sumber Foto: sudah tertera
69banditosAvatar border
syaikhalAvatar border
jlampAvatar border
jlamp dan 5 lainnya memberi reputasi
6
490
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer
MiliterKASKUS Official
20KThread7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.